Nasional

Kutuk Serangan Israel ke Palestina di Jenin, Gusdurian Sampaikan 6 Pernyataan Sikap

Kamis, 6 Juli 2023 | 17:00 WIB

Kutuk Serangan Israel ke Palestina di Jenin, Gusdurian Sampaikan 6 Pernyataan Sikap

Salah satu jejak serangan Israel di Jenin, Senin (3/7/2023) yang menewaskan belasan warga Palestina. (Foto: Reuters/Mohamad Torokman)

Jakarta, NU Online 

Jaringan Gusdurian mengutuk keras serangan Israel ke Palestina di Kota Jenin, Tepi Barat yang menyebabkan hilangnya 10 nyawa Palestina serta 100 orang luka-luka. Serangan ini merupakan yang terbesar setelah peristiwa Gaza pada 2002 silam. Israel berdalih bahwa serangan ini merupakan upaya kontraterorisme ekstensif dengan menargetkan 'infrastruktur teroris’. 


Juru bicara Israel Defense Forces (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari menuturkan operasi militer Israel ini hanya menargetkan para teroris. Wakil Gubernur Jenin Kamal Abu al-Roub, mengatakan sekitar 3.000 orang telah meninggalkan rumah mereka yang ada di area kampung pengungsi Jenin. 


Konflik Israel dan Palestina merupakan salah satu konflik paling rumit dalam peradaban manusia modern. Hal ini dipicu oleh berbagai faktor kesejarahan, terutama klaim ‘tanah yang dijanjikan’ yang membuat wilayah tersebut terus mengalami konflik berkepanjangan. 


Meski demikian, penggunaan kekerasan terhadap warga sipil, terlebih di lokasi pengungsian, hingga menimbulkan banyak korban nyawa merupakan tindakan yang tidak bisa dibenarkan. Gus Dur, sebagai seorang tokoh yang gigih memperjuangkan perdamaian, mengajarkan pentingnya menyelesaikan konflik dengan cara damai dan tanpa kekerasan.


“Serangan Israel terhadap Palestina adalah tindakan yang melanggar prinsip anti-kekerasan ini, karena merugikan warga sipil, menghancurkan infrastruktur, dan memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut,” tutur Direktur Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid melalui keterangan tertulis yang diterima NU Online, Kamis (6/7/2023).


Jaringan Gusdurian selalu menekankan pentingnya pemikiran Gus Dur yang menekankan dialog dan penghormatan terhadap keberagaman. Gus Dur mengajarkan pentingnya menghargai perbedaan dan membangun jembatan komunikasi antara kelompok yang berkonflik. 


“Melalui dialog yang inklusif dan saling mendengarkan, kita dapat mencari solusi yang adil dan berkelanjutan untuk konflik yang terjadi di Palestina. Serangan Israel yang sistematis dan meluas tidak hanya merusak infrastruktur fisik, tetapi juga menghancurkan harapan akan perdamaian yang harusnya diupayakan bersama. Solusi dua negara sebagai jalan yang paling realistis menjadi semakin sulit terwujud akibat serangan-serangan seperti itu,” kata Alissa.


Oleh karena itu Jaringan Gusdurian sebagai kelompok yang berjuang meneruskan perjuangan Gus Dur menyatakan sikap sebagai berikut:


Pertama, mengutuk kekerasan tentara Israel terhadap warga sipil Palestina di Kota Jenin, Tepi Barat yang merupakan wilayah otoritas Negara Palestina. Palestina merupakan negara berdaulat sehingga penyerangan dengan alasan dan tuduhan apa pun tanpa melibatkan pemerintah Palestina adalah tindakan yang melawan hukum internasional.

 

“Serangan Israel kepada Palestina adalah serangan terhadap kemanusiaan. Oleh karenanya, serangan tersebut harus segera dihentikan,” tegas Alissa. 


Kedua, meminta pemerintah Indonesia untuk lebih aktif lagi memerankan perannya dalam forum-forum dan mekanisme internasional untuk mendorong terciptanya solusi dua negara sehingga perdamaian abadi sesuai amanat konstitusi bisa diwujudkan. 


Ketiga, mendesak komunitas internasional, termasuk negara-negara besar yang berpengaruh seperti Amerika Serikat, Cina Uni Eropa, serta organisasi-organisasi internasional untuk mengambil langkah konkret dalam mengakhiri serangan Israel terhadap Palestina demi menghentikan siklus kekerasan ang berkepanjangan.

 

“Kami meminta agar dilakukan upaya diplomasi yang intensif dan adil untuk mendorong kedua belah pihak untuk berkomitmen pada perdamaian yang berkelanjutan,” pintanya.


Keempat, mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk segera mengupayakan penghentian serangan dan kekerasan. Penyelesaian masalah Israel dan Palestina ini adalah ujian untuk menilai relevansi PBB dan lembaga-lembaga di bawahnya. 


Kelima, meminta komunitas internasional agar melakukan upaya kemanusiaan yang segera untuk membantu korban serangan dan meringankan penderitaan yang mereka hadapi. 


Keenam, mengajak semua pihak yang peduli terhadap perdamaian dan keadilan untuk bergabung dalam upaya mencapai solusi yang adil dan berkelanjutan bagi konflik Israel-Palestina. Perdamaian yang berkeadilan hanya dapat tercapai melalui dialog, negosiasi, dan penghormatan terhadap hak-hak rakyat Palestina. 


“Kami meyakini bahwa perdamaian sejati hanya dapat dicapai melalui upaya bersama dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Seperti yang dikatakan oleh Gus Dur, ‘Perdamaian tanpa keadilan adalah ilusi.’ Mari kita bersatu dalam semangat tersebut dan berjuang untuk mencapai keadilan, perdamaian, dan kemaslahatan di muka bumi,” pungkasnya. 

 

Militer Israel melakukan serangan secara besar-besaran ke wilayah Jenin, Tepi Barat, Palestina, Senin (3/7/2023) waktu setempat. Serangan udara dan darat Israel tersebut pun mengakibatkan korban tewas berjatuhan dari pihak Palestina.


Sejumlah korban tewas diperkirakan bakal bertambah lagi karena kemungkinan banyak yang terkubur puing-puing bangunan yang hancur digempur rudal-rudal Israel.


Salah satu lokasi yang menjadi sasaran Israel diklaim sebagai markas bersama milisi gabungan Palestina di Jenin.


Lokasi itu juga diyakini Israel sebagai titik kumpul para milisi, tempat penyimpanan senjata dan bahan peledak, serta merupakan pusat komunikasi para milisi sebelum melakukan serangan ke Israel.


Markas itu juga diduga Israel sebagai tempat pelarian para teroris yang diburu IDF. Media Palestina sebelumnya melaporkan bahwa lusinan serangan dilakukan terhadap kota tersebut dan jumlah pasti korban tewas belum bisa dipastikan.

 

Kontributor: Suci Amaliyah

Editor: Fathoni Ahmad