Nasional

Lembaga Kesehatan NU Kuatkan Pesantren Hadapi Normal Baru

Selasa, 11 Agustus 2020 | 20:05 WIB

Lembaga Kesehatan NU Kuatkan Pesantren Hadapi Normal Baru

Program ini diharapkan dapat meningkatkan kegiatan kebersihan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di pesantren dan masyarakat. (Foto: Istimewa)

Cirebon, NU Online

Pimpinan Pusat Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) bekerja sama dengan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI menggelar koordinasi tingkat pusat dan daerah di Ruang Semi Terbuka, Kawasan Fahmina, Ciriebon, Jawa Barat.

 

Kegiatan tersebut bertajuk Peningkatan Peran Aktif Santri Dan Pengelola Pesantren Dalam Pencegahan Covid-19 Melalui PHBS untuk Mewujudkan Pesantren Sehat. Kegiatan dilaksanakan selama dua hari, yakni pada 10-11 Agustus 2020.

 

Pada hari pertama, Wakil Ketua PP LKNU, dr Ahmad Fariz Malvi Zamzam Zein, memberikan pengarahan kepada perwakilan pesantren dan Puskesmas terkait adaptasi kebiasaan baru (AKB) di masa new normal. Hal ini diharapkan agar pesantren turut serta melakukan pencegahan pada Covid-19.

 

Kegiatan hari kedua, Pengurus PP LKNU, Sofinniyah Ghufron mengajak pendamping masyarakat untuk turut serta terlibat aktif memberikan edukasi dan terus mengingatkan soal kepatuhan penerapan protokol kesehatan.


"Kegiatan ini digelar demi terwujudnya masyarakat pesantren dan keluarga sehat berperan aktif dalam pencegahan Covid-19 dengan menerapkan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat," kata Sofi, panggilan akrabnya.


Menurut Sofi, PP-LKNU dan Kemenkes akan menyalurkan fasilitas cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan  budidaya ikan dalam ember (budikdamber) kepada pihak pesantren dan masyarakat di Kota dan Kabupaten Cirebon.

 

Lebih lanjut lagi, totalnya ada sekitar delapan pesantren dan 450 Kepala Keluarga (KK) penerima budikdamber dan CTPS. Kegiatan ini merupakan program percontohan dan diharapkan bisa ditiru oleh pemerintah daerah atau desa. 


"Alasan kami memberikan budikdamber adalah untuk meningkatkan ketahanan pangan (ekonomi) pesantren dan masyarakat. Sedangkan CTPS ya tentunya untuk meningkatkan pola hidup bersih dengan seringnya cuci tangan," terangnya.


Melalui program ini diharapkan dapat meningkatnya kegiatan kebersihan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di pesantren dan masyarakat. "Inilah sebuah upaya kami mengajak pesantren dan masyarakat untuk turut serta mencegah penyebaran Covid-19," tutur Sofi.


Sementara itu, Wakil Yayasan Fahmina, KH. Marzuki Wahid, MA dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada PP LKNU yang telah menyelenggarakan program ini, karena ini sangat penting bagi pesantren dan masyarakat.

 

"Kegiatan ini harus terus-menerus diingatkan, karena Covid-19 ini masih menggejala. Karena itu kita harus bahu membahu," tegasnya.

 

Mudah-mudahan program yang sudah dirancang LKNU dan Kemenkes ini betul-betul memicu kesungguhan para santri dan masyarakat dalam menghadapi pandemi ini sesuai protokol kesehatan. 

 

"Kata Presiden Jokowi enggak usah takut tapi jangan gegabah. Artinya pendidikan dan ekonomi tetap berjalan, tapi kesehatan harus lebih diutamakan," ucapnya.

 

Meski demikian, dirinya berharap pemerintah dapat menyediakan kuota swab test massal di pesantren guna mencegah penyebaran Covid-19 di pesantren. Atau PP LKNU mungkin mengusulkan ke pemerintah.

 

"Karena hal itu akan lebih baik, supaya teman-temen pesantren bisa lebih serius lagi menghadapi pandemi global ini," tutupnya.

 

Pewarta: Kendi Setiawan

Editor: Muchlishon