Pamitan, Ditjen PHU Persembahkan Buku Memori 75 Tahun Kemenag Kelola Haji
NU Online · Selasa, 16 Desember 2025 | 20:00 WIB
Tangerang Selatan, NU Online
Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 menjadi penugasan terakhir Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama. Mulai tahun depan, tanggung jawab pengelolaan haji akan dialihkan kepada Kementerian Haji dan Umrah.
Sebagai penanda akhir masa tugas sekaligus dokumentasi memori kolektif, Ditjen PHU mempersembahkan buku berjudul Haji Indonesia Era Kementerian Agama. Buku tersebut diluncurkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama di Tangerang Selatan, Banten, Selasa (16/12/2025).
Peluncuran ditandai dengan penyerahan buku oleh Direktur Jenderal PHU Hilman Latief kepada Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Agama Muhammad Syafi’i, dan Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin. Momen tersebut sekaligus menjadi ajang pamitan Ditjen PHU atas penugasan penyelenggaraan haji selama 75 tahun.
“Kami bersyukur penyelenggaraan haji terakhir oleh Kemenag dapat berjalan dengan baik. Mulai tahun depan, pelaksanaan haji akan diselenggarakan oleh Kementerian Haji dan Umrah,” ujar Hilman Latief dalam siaran persnya.
Menurut Hilman, penyelenggaraan haji 2025 menjadi tantangan terberat bagi Ditjen PHU karena kompleksitas persoalan dan dinamika di lapangan. Meski demikian, pelaksanaan haji dinilai sukses. Bahkan, Pemerintah Arab Saudi menyebutnya sebagai salah satu penyelenggaraan haji terbaik, dengan indeks kepuasan jemaah yang tetap berada pada kategori sangat memuaskan.
Hilman menambahkan, 75 tahun penyelenggaraan haji merupakan perjalanan panjang yang perlu didokumentasikan sebagai warisan institusional. Ia mengingat pesan Menteri dan Wakil Menteri Agama agar Kemenag tetap berkontribusi dalam penyelenggaraan haji melalui penyusunan dokumen memori kolektif umat Islam Indonesia.
“Hari ini kami persembahkan buku Haji Indonesia Era Kementerian Agama. Mudah-mudahan buku ini dapat menjadi pegangan dan memori kolektif bagi Kemenag, para rektor PTKIN, Kanwil Kemenag provinsi, serta para pemangku kepentingan,” harapnya.
Buku Akademik Tiga Jilid
Penyusunan buku Haji Indonesia Era Kementerian Agama dikoordinasikan oleh Sekretaris Ditjen PHU M Arfi Hatim bersama tim dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Buku setebal sekitar 2.300 halaman ini ditulis oleh Hilman Latief dan tim dalam waktu relatif singkat setelah berakhirnya musim haji.
Proses penyuntingan dan pengemasan naskah dipercayakan kepada Hadi Rahman dan Oman Fathurahman, filolog terkemuka yang juga editor buku Naik Haji di Masa Silam.
“Ini boleh jadi merupakan buku paling tebal dan paling komprehensif tentang haji Indonesia,” ujar M Arfi Hatim.
Ia menjelaskan, buku tersebut disusun berdasarkan sumber primer Kementerian Agama serta referensi akademik yang kredibel, sehingga memenuhi standar keilmuan.
Buku ini terdiri atas tiga jilid. Jilid pertama bertajuk Dari Masa ke Masa, berisi narasi kronologis penyelenggaraan haji Indonesia sejak 1950 hingga 2025. Jilid kedua mengangkat tema Ekosistem dan Kebijakan, yang membahas kebijakan-kebijakan strategis Kemenag selama 75 tahun mengelola haji. Adapun jilid ketiga berjudul Adaptasi dan Inovasi, yang mengulas berbagai terobosan dalam penyelenggaraan ibadah haji.
“Tiga jilid ini memiliki sudut pandang yang berbeda, namun merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan,” pungkas M Arfi Hatim.
Terpopuler
1
Bedah Hujjah KH Afifuddin Muhajir: Dari Kewajiban Taat AD/ART hingga Pentingnya Bukti Konkret
2
Kelompok Sultan Tunjuk M Nuh sebagai Katib Aam PBNU
3
PBNU Kelompok Sultan Targetkan Percepatan Muktamar dan Gelar Harlah 1 Abad NU
4
Gus Yahya Dorong Islah Demi Keutuhan Jamiyah, Serukan Warga NU Tetap Jaga Persatuan
5
Kelompok Sultan Gelar Rapat Harian Syuriyah-Tanfidziyah di Gedung PBNU
6
Penembakan Massal Terjadi di Australia, Seorang Muslim Berhasil Lucuti Pelaku Bersenjata
Terkini
Lihat Semua