Nasional JELANG MUKTAMAR KE-33 NU

Para Kiai Gerah Oleh Minimarket-Minimarket

Kamis, 14 Mei 2015 | 08:04 WIB

Jakarta, NU Online
Para kiai menggantungkan persoalan menjamurnya minimarket kepada pemerintah. Mereka melihat pemerintah memiliki sikap ganda dalam membangun perekonomian masyarakat. Keberpihakan pemerintah terhadap pedagang kecil tidak tampak di tengah menjamurnya minimarket yang ditopang modal besar. Kehadiran mereka semakin meresahkan.
<>
“Apakah indomart dan alfamart itu salah satu wujud dari pasar bebas?” kata Katib Syuriyah PBNU KH Afifuddin Muhajir pada diskusi terbatas soal pasar bebas pra muktamar NU ke-33 di Jakarta, Senin (11/5) sore.

Pemerintah seperti membiarkan para pedagang kecil bertarung sendiri merebut pasar dengan minimarket tersebut. Kerap kali jumlah mereka membludak hanya berjarak beberapa puluh meter.

Salah satu pengurus LBM PBNU KH Arwani Faishal mendukung usul Kiai Afif. Kiai Arwani mengutip madzhab Malikiyah mengatakan dibutuhkan intervensi pemerintah untuk menjaga maslahatan umat.

“Pada praktiknya pasar bebas itu memang tidak alami. Setiap penjual dalam pasar bebas bergerak menuju keuntungan besar. Dan ini dipenuhi dengan ketidakadilan, penuh dengan rekayasa,” kata Ketua PBNU Prof DR H Maksum Mahfudz.

Kalau banyak laporan keluhan seperti ini, negara semakin dibutuhkan kehadirannya. Mereka harus memproteksi pedagang kecil. “Negara wajib memberikan subsidi dan permodalan,” kata Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F Masudi.

Negara, menurut Kiai Masdar, merupakan pelindung terakhir bagi pedagang lokal yang kalah dalam persaingan. Rasulullah bersabda, Assulthon waliyyu man la waliyya lah (negara melindungi mereka yang tidak memiliki perlindungan).

“Negara tidak boleh mengelak dari tanggung jawab ini. karena negara merupakan the last resources,” tandas Masdar. (Alhafiz K)