Ketua LP Maarif NU Pusat, KH Z Arifin Junaidi saat memberikan sambutan di Pembukaan Mukernas Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Lembaga Ma’arif PBNU di Rivoli Hotel Jakarta Pusat, Jumat (30/8). (foto: Jajang Nurdin/NU Online)
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU berkomitmen memperkuat Gerakan Pramuka yang moderat. Hal itu dilakukan PBNU dengan menjunjung tinggi komitmen kebangsaan di lingkungan pendidikan.
Menurut Ketua Pengurus Pusat LP Ma’arif NU, KH Z Arifin Junaidi, kaderisasi NU yang dilakukannya melalui berbagai kegiatan pramuka terkadang disusupi oleh kelompok tertentu melalui simbol bendera HTI. Untuk itu, pihaknya akan memperkuat gerakan kepramukaan melalui sentuhan pramuka yang moderat sebagai gerakan pramuka khas jamiyah Nahdlatul Ulama.
“Tentu saja melalui Mukernas ini akan menjabarkan dasa darma pramuka dan merencananakan kegiatan pramuka yang akan datang. Tentu saja dengan sentuhan pramuka yang moderat sebagai pramukanya jamiyah NU,” katanya saat pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Satuan Komunitas Pramuka Ma’arif NU di Rivoli Hotel Jakarta Pusat, Jumat (30/8) sore.
Ia menuturkan, Pramuka kini menjadi jalur pengkaderan di lingkungan Nahdlatul Ulama. Tujuannya adalah memperkuat pemahaman kaidah-kaidah kepramukaan dan ke-NU-an. Upaya itu semata dilakukannya agar nasionalisme dan pemahaman agama yang ramah di lingkungan pendidikan tetap terjaga.
LP Ma’arif, lanjut Kiai Arifin, harus terus membekali sejak dini pemahaman Pramuka moderat bagi siswa-siswi di sekolah. Menurutnya, hal tersebut dapat diimplementasikan dengan menumbuhkan sikap siaga, penggalang dan penegak.
“Siaganya kita siagakan, di SMP atau Tsanawiyah mari kita galang untuk jadi kekuatan di Indonesia. Di SMA sebagai pramuka penegak, mari kita tegakan semuanya, ini bisa jadi faktor penentu untuk bangsa Indoenesia ini,” ujarnya.
Selain itu, ia menginginkan Pramuka dapat menguasai teknologi lantaran perkembangan informasi teknologi di Indonesia kian menguat. Jika tidak dipersiapkan, tidak menutup kemungkinan Pramuka NU akan ditelan zaman.
“PBNU mencoba untuk menjawab tantang zaman, tetapi kedepan melalui Pramuka Ma’arif NU tidak hanya mampu menjawab tantangan zaman, tapi harus mampu memberi tantangan kepada zaman,” ungkapnya.
Kegiatan yang diselenggarakan Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Lembaga Ma'arif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut digelar tiga hari sejak Jumat-Ahad (30/8-1/9). Pembukaan kegiatan Rakernas dihadiri sejumlah tokoh antara lain Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, Ketua Pengurus Pusat Lembaga Pendidikan Maarif NU KH Zainal Arifin Junaidi dan ratusan Ketua Wilayah dan Cabang Sako Pramuka Maarif NU dari berbagai daerah di Indonesia.
Kegiatan bertajuk Pramuka Moderat menuju Generasi Emas 2026 tersebut seiring dengan usia Nahdlatul Ulama yang akan mencapai satu abad pada 2026. Rangkaian kegiatan selanjutnya juga akan dihadiri Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifudin, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhajir Efendy dan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
Kontributor : Abdul Rahman Ahdori
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua