Ali Musthofa Asrori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Deputi Bidang Pencegahan BNPB Pusat, Lilik Kurniawan mengatakan masih adanya kasus Covid-19 saat ini harus direspons oleh semua pihak dengan melakukan segala upaya untuk memastikan yang sehat tetap sehat.
Hingga saat ini tujuh bulan sudah masyarakat bersama-sama dengan negara dunia ini berhadapan dengan Covid-19. "Tentu saja menjadi tidak mudah bagi kita karena memang harus berjalan seiringan antara pencegahan untuk Covid-19 ini juga dengan masalah percepatan ekonomi bangsa kita," kata Lilik dalam Pelatihan Strategi Mitigasi Covid-19 di Pesantren, Ahad (8/11) pagi ini.
Dalam satu bulan terakhir, kata dia, kasus-kasus yang terjadi di Indonesia walaupun masih di atas rerata 100.000 per har, trennya sudah menunjukkan adanya penurunan. "Dalam sebulan terakhir yang tadinya sebesar 21-22,7 persen sekarang sudah menjadi sekitar 12,75 persen," ujarnya.
Kemudian, tingkat kesembuhan masyarakat yang sudah terkonfirmasi ini meningkat dari 75,3 persen menjadi 83,3 persen. Sementara jumlah angka kematian juga menurun. Jika dibandingkan dengan dunia ini yang dapat dalam dua bulan terakhir terjadi dalam konteks kasus positif untuk kasus aktif untuk Covid-19 di dunia meningkat dari 24,85 persen menjadi 25,88 persen.
Dalam tingkat kesembuhan juga meningkat. Indonesia sekarang ini dari 71 persen menjadi 83,88 persen. Sementara dunia ini justru dari 71,96 persen menjadi 71,58 persen. Menurut Lilik, apa yang dilakukan di Indonesia sebenarnya sudah on the track, sudah pada jalur yang benar.
"Hanya saja, memang masih ada laboratorium untuk memeriksa Covid-19 juga meningkat tajam di April 2020. Kita hanya punya tujuh laboratorium dan sekarang di November kita sudah punya 422 laboratorium. Ini jauh lebih baik untuk meningkat pemeriksaan terkait dengan Covid-19, kemudian distribusi alat material sudah sampai ke 34 provinsi. Paling tidak, dari APD kemudian masker bedah dan rapid test walaupun sekarang beberapa sudah kita ganti menjadi antigen," sambungnya.
Dari data-data tersebut, kata Lilik, pesantren perlu sama-sama melakukan upaya-upaya pencegahan. Sebab pencegahan adalah hal yang paling mudah dan paling murah yang sekarang kita menunggu masyarakat tertular terkonfirmasi.
Kemudian, yang kita harus sama-sama ketahui adalah saat ini kita belum memiliki vaksin. Walaupun vaksin ini sedang diupayakan oleh pemerintah baik melalui vaksin-vaksin yang saat ini sudah diuji coba di luar negeri maupun yang nanti akan menjadi produknya Indonesia yakni vaksin merah putih. Tetapi, kita masih menunggu dalam konteks menunggu. Inilah kemudian kita mengharapkan semua pihak termasuk yang ada di pesantren untuk melakukan upaya-upaya pencegahan yang tadi kami sampaikan.
Sebenarnya mudah kita lakukan protokol kesehatan. Bahasa kami adalah iman, aman, dan imun. Bagaimana kita meningkatkan iman kita, kemudian aman dengan melakukan protokol kesehatan, dan imun dengan meningkatkan imunitas kita. Tentu saja, macam-macam banyak sekali yang bisa kita lakukan nah sementara kita menunggu vaksin ini ada maka adaptif tadi adaptasi tadi yang kita lakukan.
Pelatihan tersebut diikuti perwakilan 150 pesantren. Selain Lilik, sebagai pembicara adalah Ketua LPBINU M Ali Yusuf, Ketua Satgas NU Peduli Covid-19 dr M Makky Zamzami MARS, Satkor Covid-19 RMI PBNU H Ulun Nuha.
Pewarta: Musthofa Asrori
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua