Penggabungan Bank Syariah Diharapkan Permudah Akses Rakyat Kecil
Kamis, 24 Desember 2020 | 12:00 WIB
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Pemerintah resmi menggabungkan (merger) tiga bank syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Jumat (11/12). Ketiganya yakni Bank BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah dan Bank BNI Syariah. Kini, manajemen ketiga bank tersebut menyatu dengan nama resmi Bank Syariah Indonesia (BSI).
Digabungkannya tiga bank syariah direspons positif oleh masyarakat Indonesia. Dengan keputusan ini, bank syariah dinilai dapat mempercepat laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di sisi lain, kehadiran Bank Syariah Indonesia (BSI) harus mempermudah akses rakyat kecil yang selama ini menjadi nasabah tiga bank syariah tersebut.
Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang menuturkan, merger bank syariah dapat menghindari persaingan antar banksyariah. Apalagi setelah dilakukan merger ternyata bank syariah memiliki potensi yang baik dibandingkan dengan beberapa bank konvensional.
"Selain itu yang paling penting jangan membatasi diri dengan para konsumen," tutur Dianta Sebayang, Kamis (24/12).
Dia meyakini jika bank syariah tersebut mempermudah akses nasabah dengan tetap mengutamakan rakyat kecil, bank tersebut akan tumbuh menjadi bank yang memiliki keuntungan yang signifikan. Sehingga bank BUMN itu dapat memperbaiki ekonomi negara.
Pesan lain yang ingin disampaikan Dianta Sebayang, bahwa jajaran direksi harus menghilangkan ego sektoral. Karena sikap manajerial akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang bank syariah di Indonesia.
"Jadi ini solusi tepat untuk masyarakan dengan catatan cost of money dari bank syariah lebih kecil. Biaya yang dibayar konsumen harus turun," tuturnya.
Intinya, kata dia, bank syariah harus tetap menjadi bank yang inklusif. Jangan ekslusif, misalnya hanya mengarusutamakan masyarakat elit dibandingkan masyarakat biasa. Ingat, katanya, yang menumbuhkan perekonomian negara ini adalah mereka yang tergolong kalangan menengah ke bawah.
"Jangan menjadi ekslusif, harus jadi inklusif dengan nilai-nilai syariah yang baik," pungkas dia.
Sebelumnya, Akademisi Univeristas Indonesia (UI) Muhammad Fadli Hanafi juga turut memberikan komentar terkait penggabungan bank syariah ini.
Menurut dia, penggabungan bank syariah berpotensi meningkatkan nilai aset di sekitar Rp 270 triliun. Sumber daya ini, lanjutnya, dapat dioptimalkan untuk memberikan input bagi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan (sustainable).
"Selain itu secara operasional bank syariah juga memiliki comparative advantage sebagaimana tergambar melalui kinerjanya. Per Maret 2020, NPF bank syariah adalah 3,43 persen (YoY), lebih rendah dibandingkan Maret 2019 sebesar 3,44 persen," ujarnya kepada awak media beberapa waktu yang lalu.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua