Ada potensi yang baik bagi pelaku UMKM jika mau berpetualang di pemasaran digital. Tetapi, harus melihat lagi persentase aktivitas online masyarakat Indonesia supaya barang jualannya itu laku di pasar digital.
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Menjalankan usaha di era modern seperti saat ini dibutuhkan keterampilan khusus agar meraih keuntungan yang lebih menggiurkan. Keterampilan tersebut di antaranya adalah kemampuan mengoperasikan internet untuk memasarkan produk-produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM ) secara digital.
Menurut Divisi Strategi Pemasaran AdAsia Holding Adinda Julia, ada hal yang harus disiapkan sebelum memutuskan menjual produk-produk UMKM di internet. Kata dia, kita harus dapat membaca terlebih dahulu berapa persentasi pengguna internet di Indonesia.
Jika hal ini sudah diketahui, secara perlahan, pelaku usaha dapat melakukan proses penjualan produk usahanya tersebut.
Adinda menambahkan, data Januari 2020 tahun ini, pengguna media sosial di Indonesia sendiri mencapai 338,2 juta. Sementara total pengguna internet mencapai 175,4 juta dengan penetrasi 64 persen. Namun, pengguna aktif medsos di Indonesia yaitu 160 juta dengan penetrasi 59 persen.
"Data ini sebenarnya sangat membantu teman-teman kita di UMKM. Teman kita di mana pun ketika mau masuk ke ranah digital. Karena sebelum itu, kita melakukan digital marketing harus tahu dulu, mencari riset bagaimana pengguna sosial media di Indonesia," kata Adinda saat menjadi narasumber di Webinar Peringatan Hari Ibu: Pemberdayaan Perempuan Pelaku UMKM dengan Pemasaran Digital yang diselenggarakan NU Online, Selasa (22/12).
Dia melihat ada potensi yang baik bagi pelaku UMKM jika mau berpetualang di pemasaran digital. Tetapi, harus melihat lagi persentase aktivitas online masyarakat Indonesia supaya barang jualannya itu laku di pasar digital.
"Aktivitas online masyarakat Indonesia yakni youtube 88 persen, WA 84 persen, Facbook 82 persen, instagram 79 persen dan twitter 56 persen. Dengan adanya medsos kita bisa mendapatkan keuntungan lebih besar dibandingkn dengan penjualan biasa," ujarnya menyebutkan data penelitiannya.
Sementara itu, menurut pelaku UMKM binaan Badan Restorasi Gambut (BRG) RI di Kalimantan Selatan, Laila Hayati, sejak dibentuk pada Juni 2020, UMKM yang memproduksi kain sasirangan terus mengalami perkembangan signifikan.
Laila menerangkan, meski jumlahnya tidak banyak, kain batik sasirangan yang di jual secara online semakin dikenal dan dimintai oleh sebagian kelompok masyarakat. Karenanya, setiap hari ada saja yang memesan kain sasirangan tersebut UMKM yang didominasi oleh kelompok perempuan tersebut.
Jujur, kata dia, jauh sebelum dibantu oleh BRG, masyarakat tidak begitu antusias berbisnis kain sasirangan. Tetapi, setelah dilakukan pembinaan yang intensif. Masyarakat semakin semangat untuk mengembangkan produk kearifan khas Banjar Kalimantan Selatan ini.
"Termasuk soal cara pemasaran digital ini. Kami diberikan kesempatan untuk belajar marketplace. Setelah ikut kegiatan marketplace itu kami semakin semangat," tuturnya.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua