Nasional

Peningkatan Sektor Pertanian NU Bisa Dimulai dari Peningkatan Kapasitas Petani NU

Sabtu, 23 Maret 2019 | 08:10 WIB

Jakarta, NU Online

Salah satu tantangan terbesar kaum Nahdliyin (warga Nahdlatul Ulama) adalah peningkatan perekonomian warga NU terutama di sektor pertanian. Sektor ini menjadi sangat penting karena sebagian besar dari puluhan juta warga NU yang mayoritas berada di kawasan pedesaan berprofesi sebagai petani.

 

Namun untuk menumbuhkan sektor ini diperlukan pendekatan yang menyeluruh mulai dari peningkatan kapasitas petani, pemberian modal, suntikan bibit, hingga bantuan aspek penjualan. 

 

“Sektor pertanian NU belum maksimal karena dari sumberdaya dan entrepreneurship manusia masih terbatas. Orang kita (warga NU) masuk di dunia pertanian hanya sebatas untuk bertahan hidup saja, belum banyak yang ingin menjadi entrepreneurship dari industri pertaniaannya,” kata Ketua PBNU bidang Perekonomian, H Umar Syah, Jumat (23/3).

 

Peningkatan sumberdaya bisa ditempuh dengan memberikan pelatihan manajerial mengenai pertanian, yang tujuannya adalah untuk mengubah kebiasaan warga NU yang berprofesi sebagai petani menjadi lebih baik dan disiplin.

 

H Umas Syah sendiri telah memulai untuk melakukan sejumlah kegiatan untuk menciptakan model peningkatan perekonomian warga dengan program penanaman jagung di sejumlah kawasan.

 

“Sejauh ini yang saya lakukan adalah membuat model-model. Praktiknya tidak mudah, karena menyangkut perubahan fundamental, yakni mengubah kultul behavior dan kebiasaan. Dulu petani cukup cangkul. Tapi sekarang harus bawa buku, traktor kecil hingga traktor besar,” kata dia.

 

Selain itu, petani NU perlu juga dikenalkan dengan teknologi sektor pertanian yang telah menjelma sedemikian mutakhir. Melalui hal tersebut, petani NU dapat memanfaatkan teknologi untuk keperluan pertanian sehingga hasil tani bisa lebih banyak dengan waktu produksi yang cepat.

 

“Pertama edukasi petani untuk meningkatkan kualitas para petani. Kedua daya dukungnya seperti mekanisasi masih lambat. Kalaupun ada know hownya atau manajemen masih lemah,” kata Umar Syah.

 

Nahdlatul Ulama sebagai sebuah organisasi memiliki sosial kapital yang besar yang memungkinkan menyediakan bantuan dengan mempertemukan demand dan supply.

 

“NU memiliki akses yang cukup baik antara berbagai stakeholder baik pemerintah, dunia usaha, penyedia jasa pelatihan hingga pasar untuk membuka pasar bagi industri pertanian. Maksudnya NU Banyak jaringan ke pemerintahan ke dunia usaha hingga ke luar negeri, bisa dilajutkan untuk jadi pemasan produk warganya,” kata Umar Syah. (Ahmad Rozali)