Penulisan yang Tepat Insyaallah atau Inshaallah? Ini Penjelasan Gus Dhofir
Kamis, 26 Januari 2023 | 08:00 WIB
Pengasuh Pesantren Luhur Baitul Hikmah, Malang Gus Ach Dhofir Zuhry (Foto: Tayangan Youtube NU Online)
Muhammad Aiz Luthfi
Penulis
Jakarta, NU Online
Salah satu kalimat yang sering diucapkan oleh umat Islam adalah Insyaallah, sebagian orang menulisnya dengan Inshaallah. Lalu, dari dua tulisan berbeda tersebut mana yang dianggap benar dan tepat?
Pengasuh Pesantren Luhur Baitul Hikmah, Malang Gus Ach Dhofir Zuhry menjelaskan bahwa dalam kaidah Bahasa Indonesia, penulisan yang tepat adalah Insyaallah, bukan Inshaallah.
"Pakai 'H' atau pakai 'Y' ? Dalam Bahasa Indonesia pakai 'Y' (Insya), kalau pakai 'H' (Insha) jadi inso (إنصا) nanti," jelas Gus Dhofir menjawab pertanyaan warganet sebagaimana tayangan Youtube NU Online diunggah Selasa (24/1/2023).
Dijelaskan Gus Dhofir, huruf 'sy' atau 'sh' ini erat kaitannya dengan transliterasi atau alih aksara huruf Arab ke Latin. Menurutnya, perbedaan ejaan tersebut tidak perlu diperdebatkan karena transliterasi ini cukup dinamis dan mengalami perubahan atau penyederhanaan.
"Tapi sekarang transliterasi itu bergeser. Sekarang (transliterasi huruf) ص itu S titik di bawah (Ṣ)," ujarnya.
Pengampu kajian tafsir tematik NU Online ini menerangkan bahwa kedua ejaan tersebut bisa dianggap benar dan tepat selama huruf "sy" atau "sh" itu merujuk pada huruf ش yang ada dalam kalimat اِنْ شاَءَ اللّٰه.
"Ejaan 'sy' ini ejaan Bahasa Indonesia, kalau 'sh' itu ejaan luar (Bahasa Inggris)," ungkapnya.
Perintah mengucapkan Insyaallah
Dalam tulisan NU Onlines: Di Balik Makna Insyaallah yang Sering Disalahpaham, kalimat Insyaallah merupakan perintah Allah yang ada dalam Al-Qur'an, tepatnya pada Surat al-Kahfi ayat 23-24:
وَلا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا . إِلّا أَنْ يَشَاءَ الله
"Dan janganlah engkau mengatakan tentang sesuatu, ‘Aku akan melakukannya besok.’ Kecuali jika Allah menghendaki atau mengucapkan insyaallah."
Secara literal Insyaallah berarti “jika Allah menghendaki”. Ayat ini mengandung pendidikan bagi pengucapnya tentang pentingnya rendah hati. Tidak terlalu mengandalkan kemampuan pribadi karena ada kekuatan yang lebih besar dibanding dirinya.
Mengucapkan Insyaallah juga sebagai bentuk keinsafan bahwa di balik semua peristiwa ada Sang Penentu. Tidak semua yang diinginkan bisa terwujud. Seluruhnya bersifat tidak pasti, dan justru karena itulah manusia dituntut berikhtiar.
Kata Insyallah merupakan wujud pengakuan atas kelemahan diri di hadapan Allah sembari bekerja keras karena proses yang ditempuhnya belum menemukan kepastian hasil.
Manusia memang dilarang memastikan perbuatan yang masih dalam rencana, karena yang demikian termasuk cermin keangkuhan. Manusia tidak mungkin mengandalkan secara mutlak dirinya sendiri. Sebagai makhluk, ia membutuhkan Sang Khaliq. Seberapapun besar jerih payah seseorang, tetaplah ia sebatas pada level ikhtiar
Pewarta: Aiz Luthfi
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua