Jakarta, NU Online
Perkumpulan Profesional dan Pengusaha Nahdliyin (P2N) menyelenggarakan Focus Group Discussion di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (26/2). FGD mengusung tema Meningkatkan Daya Saing Usaha Melalui Pembinaan dan Sertifikasi Kompetensi Tenaga Kerja.
Ketua Umum P2N Irnanda Laksanawan menyatakan, bahwa pihaknya perlu mendorong peningkatan sumber daya manusia, khususnya di lingkungan NU yang berkompeten dan bersertifikat yang bisa diuji dengan standar nasional maupun internasional. Hal itu menurutnya masih banyak pekerja yang bekerja tapi tidak bermodalkan kompetensi, apalagi bersertifikat.
"P2N mencoba menggali ini menjadi suatu potensi peningkatan kemampuan sumber daya manusia di lingkungan Nahdlatul Ulama," kata Irnanda.
Menurut Irnanda, hingga kini banyak bidang yang diisi oleh orang dengan kompetensi rendah dan tidak bersertifikasi. Hal itu dapat diketahui misalanya di jasa konstruksi sebagaimana diinfokan oleh pihak Kementerian PUPR bahwa kementerian tersebut masih memerlukan 219 ribu orang yang memiliki kemampuan konstruksi yang bersertifikat.
"Nah, kita ingin membantu pemerintah memberikan fokus pada SDM khususnya vokasi dan sertifikasi ini luar biasa bagusnya. Ini belum pernah pemerintah benar-benar fikus dalam RPJM-nya itu menekankan pada peningkatan sumber daya manusia yang kompetensi dan sertifikasi," terangnya.
Sementara Ketua PBNU H Umar Syah mengingatkan masyarakat tentang tantangan digitalisasi dalam dunia kerja dan potensi Indonesia mendapatkan bonus demografi, yakni Indonesia akan didominasi oleh penduduk usia produktif. Oleh sebab itu, menghadapi era seperti itu, kompetensi mutlak diperlukan.
"Kalau ini tidak ditangani dengan baik maka kita akan menjadi bahan cerita, masuk dalam catatan sejarah sebagai sebuah bangsa karena akan terlindas dan terlibas oleh dunia digital dan ketidakmampuan kita mengelola bonus demografi secara baik," kata Umar.
Namun menurut Umar, peningkatan kompetensi di era digitalisasi ini juga harus diimbangi dengan spiritualitas untuk tetap menjaga moralitas penggunannya
"Itu sudah jadi komitmen PBNU bahwa revolusi industri 4.0 harus diimbangi dengan spiritualitas religiusitas yang intensif karena dunia digital tak bernyawa, tidak ada tenggang rasa, tidak ada pri kemanusiaan. Dia tahunya hanya produktifitas," ucapnya.
FGD ini dihadiri Plt Direktur Jenderal Binwasnaker dan K3 Kemnaker RI Iswandi Hari, Komisioner BNSP Muhammad Zubair Syam, dan perwakilan dari Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR, dan dari P3SM.
Pewarta: Husni Sahal
Editor: Kendi Setiawan