Malang, NU Online
Wakil Rektor 2 Unisma, Noor Shodiq Askandar (Gus Shodiq) mengungkapkan pentingnya masyarakat mengatur dan mengelola risiko. Jika tidak dikelola dari awal, akan menjadi beban berat pada suatu saat.
Hal itu disampaikan Gus Sodiq saat sosialisasi tentang pentingnya mengikutsertakan para pekerja kedalam jaminan sosial ketenagakerjaan, Rabu (20/11) di Hall Gus Dur Unisma Jawa Timur.
Menurut Gus Shodiq, ikut BPJS Ketenagakerjaan adalah salah satu alternatif atas hal tersebut. "Misalnya saat terjadi risiko kecelakaan kerja, akan ada banyak hal yang risikonya ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan. Mulai dari biaya pengobatan sampai sembuh, uang pengganti upah kerja, dan lain lain. Bahkan jika misalnya, terjadi cacat fisik, juga akan mendapatkan santunan yang cukup memadai," papar Gus Shodiq.
Ketua PW LP Ma'arif NU Jatim itu menambahkan, hal lain yang juga menjadi nilai tambah dengan ikut BPJS Ketenagakerjaan adalah menjalankan prinsip-prinsip ekonomi yaitu pengeluaran sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Pasalnya ikut BPJS Ketenagakerjaan biaya iurannya tidak mahal, tapi manfaatnya besar.
"Setidaknya ada empat manfaat yang bisa diperoleh. Mulai dari kecelakaan kerja, tunjangan hari tua, tunjangan kematian, dan seterusnya. Bayangkan kalau harus ditanggung sendiri, tentu akan banyak biaya yang harus dikeluarkan baik dari pemberi kerja, maupun pekerja itu sendiri," imbuhnya.
Ia mengatakan, memang tidak ada yang ingin mengalami risiko dalam menjalani kehidupan. Tetapi risiko jika datang tidak mungkin menghindarinya. "Yang mungkin adalah bekerjasama dengan fihak lain yang siap menanggungnya," lanjut Gus Shodiq.
Oleh karena itu, dalam posisi apa pun, apakah sebagai pemberi kerja atau menjadi pekerja, ikut BPJS Ketenagakerjaan masih tetap banyak memiliki keuntungan. "Kalau sudah demikian, kenapa mesti ragu dan tidak segera memulainya," tanya Gus Shodiq mengakhiri paparannya.
Hadir dalam acara tersebut Ketua dan Anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, pimpinan wilayah, pimpinan cabang, perwakilan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Malang, pimpinan perguruan tinggi dari Unisma dan Universitas Machung, akademisi, dan beberapa perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.
Editor: Kendi Setiawan