Nasional

Rapat Syuriyah-Tanfidziyah PBNU Bahas Kartanu hingga Agenda Internasional

Jumat, 11 Maret 2016 | 00:52 WIB

Jakarta, NU Online
Rapat gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU, Kamis (10/3), yang dihadiri para pengurus harian PBNU lengkap dan para ketua lembaga menyanpaikan sejumlah laporan. Menurut Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, forum yang acara ini merupakan rapat bulanan yang diagendakan oleh pengurus Syuriah untuk membahas berbagai masalah.

“Namun pada kesempatan kali ini, kita jadikan rapat gabungan Syuriyah dan Tanfidziyah untuk membahas beberapa agenda termasuk laporan dari Ketua Umum (PBNU) terkait program kerjanya,” jelasnya.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj melaporkan tiga hal. Pertama, laporan terkait dengan isu-isu terkini seperti sikap PBNU terhadap LGBT, radikalisme, Ahmadiyah, dan narkoba. “Sikap PBNU sangat tegas terkait isu-isu tersebut,” ujar kiai yang akrab dipanggil Kang Said itu.

Kedua, laporan terkait agenda PBNU International Summit of Moderate Islam Leaders (Isomil) yang akan dilaksanakan pada Mei. Acara ini, kata Kang Said, akan dihadiri para pemimpin moderat Islam dari 30 negara.

“Dan yang ketiga, laporan Standard Operational Procedure (SOP) yang menyempurnakan atau sebagai panduan dari AD/ART, terutama sekali bidang keuangan,” ujarnya.

Selain tiga laporan tersebut, ada beberapa program PBNU yang dilaporkan seperti pengadaan Kartanu (Kartu Anggota NU), Ekspedisi Santri, dan pembahasan bagaimana NU menanggapi ujaran kebencian dari kelompok-kelompok luar.

Untuk pengadan Kartanu, Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini melaporkan bahwa Kartanu masih dalam proses penyempurnaan. Menurutnya, Kartanu tidak hanya akan menjadi identitas diri, tapi juga memiliki kelebihan-kelebihan lain.

“Kartanu memiliki 4 fungsi. Pertama sebagai identitas diri. Kedua sebagai e-payment atau sebagai alat transaksi elektronik. Ketiga koneksi dengan lembaga-lembaga yang ada seperti lembaga wakaf NU. Dan yang terakhir, warga NU yang belanja dengan Kartanu di beberapa brand yang kita kerja sama akan mendapatkan diskon,” papar Helmy.

Setelah semua pengurus melaporkan program-programnya, Kiai Ma’ruf Amin menutup rapat yang digelar di Aula Lantai 8 Gedung PBNU, Jakarta itu dengan bacaan hamdalah dan kemudian mempersilakan KH Miftahul Akhyar untuk membacakan doa. (Ahmad Muchlishon/Mahbib)