Malang, NU Online
Yayasan Pondok Pesantren Al Ishlahiyah mengelar ujian munaqosah bagi setiap santri lulusan madrasah diniyah Al Ishlahiyah pada 24-27 Mei 2016. Ujian ini hampir seperti ujian skripsi di perguruan tinggi. Ada tujuh penguji yang akan melihat kemampuan para santri dalam membaca kitab, nahwu, shorof, fiqih, dan lain sebagainya. Orang tua atau wali santri dapat menyaksikan prosesi ujian tersebut.
Dalam ujian tersebut santri memang benar-benar diuji sejauh mana kemampuannya dalam pemahaman agama. Tentu disamping ujian itu, pertimbangan soal akhlak dan moral santri sehari-hari menjadi penilaian utama, karena moral santri adalah bekal kehidupan nyata untuk santri sampai kapanpun.
Pengasuh Pondok Pesantren Putri Al Ishlahiyah Nyai Anisah Mahfud menjelaskan, “Pendidikan akhlak merupakan upaya untuk mensinkronkan perilaku manusia (lahir-batin) dengan doktrin agama sehingga agama benar-benar menjadi jalan hidup bagi penganutnya. “
Ia menambahkan, terbangunnya akhlak yang baik inilah yang menjadi tujuan diutusnya Rasulullah SAW. Pesantren adalah wahana pendidikan akhlak yang cukup signifikan karena pesantren merupakan tempat indoktrinasi nilai-nilai agama sekaligus sebagai 'laboratorium' dan 'ruang praktikum' penerapan ilmu yang didapatkan.
“Keberadaan pengasuh pesantren yang 'satu atap' dan pengawasan sepanjang waktu sangat menentukan keberhasilan pendidikan akhlak di pesantren,“ imbuhnya.
Pesantren Al Ishlahiyah didirikan oleh KH Mahfudz Kholil dan Nyai Hj Hasbiyah Hamid, yang merupakan sepupu KH Wahab Chasbullah. Red Mukafi Niam