Pustaka

Fathul Mutafakkirin, Kitab Kontemplasi Syekh ‘Utsman Pontianak

Jumat, 31 Maret 2017 | 10:30 WIB

Ini adalah halaman sampul dari kitab “Fathul Mutafakkirîn” yang merupakan karya terjemahan ulama besar Nusantara asal Kesultanan Pontianak (Kalimantan Barat) yang berkarir di Makkah, yaitu Syekh ‘Utsmân ibn Syiâbuddîn Fûntiyânaq al-Jâwî.

Judul lengkap dari kitab ini adalah “Fathul Mutafakkirîn Supaya Bertempat Iman dan Yakin” (فتح المتفكرين سفاي برتمفة إيمان دن يقين), ditulis dengan bahasa Melayu beraksara Arab (Jawi), sebagai terjemahan dari risalah karangan Syekh Ahmad Zainî Dahlân, mufti besar madzhab Syafi’i di Makkah (w. 1886 M).

Kitab ini berisi kajian kontemplatif (tadabbur dan tafakkur) terhadap beberapa ayat al-Qur’an dan hadits Nabi yang berkaitan dengan penciptaan alam semesta, penciptaan manusia dan hakikat eksistensinya, tazkiyyatun nafs (jalan menuju pribadi manusia yang bersih dan bening), serta tuntunan menuju kehidupan yang dipenuhi kebahagiaan baik di dunia dan di akhirat. Isi kitab “Fathul Mutafakkirîn” bisa dikatakan sebagai perpaduan antara kajian teologi dan tasawuf.

Dalam kolofon, Syekh ‘Utsman Pontianak mengatakan jika karya ini diselesaikan di kota Thaif di Semenanjung Arabia (kini Kerajaan Saudi Arabia/ KSA) pada siang hari Rabu, 16 Rajab tahun 1324 Hijri (bertepatan dengan 5 September 1906 Masehi). Syekh ‘Utsman Pontianak menulis;

تله سمفرنا همبا عثمان بن شهاب الدين مغمبيل سوات يغ فهم درفدا اين رسالة سيد أحمد دحلان دان درفد حديث جامع الصغير كفدهاري أربع كفد تاهون سريبو تيك راتس دوافوله أمفة كمدين درفد سمبهيغ ظهر ديدالم بكري طائف

(Telah sempurna hamba ‘Utsmân ibn Syihâbuddîn mengambil suatu yang faham daripada ini risalah Sayyid Ahmad (Zainî) Dahlân dan daripada hadits [al-]Jâmi’ al-Shaghîr kepada hari Rabu kepada tahun Seribu Tiga Ratus Dua Puluhh Empat kemudian daripada sembahyang Zuhur di dalam negeri Thaif).

Dari keterangan yang disebutkan di atas, diketaui bahwa kitab “Fathul Mutafakkirîn” merupakan terjemahan dan penjelasan berbahasa Melayu dari sebuah risalah karangan Syaik Ahmad Zainî Dahlân yang berbaasa Arab. Hingga saat catatan ini ditulis, saya belum menemukan risalah karya Syekh Ahmad Zainî Dahlân yang mana yang dimaksudkan oleh Syekh ‘Utsman Pontianak ini.

Syekh ‘Utsman Pontianak juga menyebut satu nama kitab lain yang menjadi rujukan pokok dan hipogram atas kitab “Fathul Mutafakkirîn” ini, yaitu kitab (al-)Jâmi’ al-Shaghîr. Kitab tersebut berjudul lengkap “al-Jâmi’ al-Shaghîr min Hadîts al-Basyîr al-Nadzîr” karangan al-Hâfizh Jalâluddîn al-Suyûthî (w. 1505 M) yang menghimpun kumpulan hadits-hadits Nabi pilihan.

“Fathul Mutafakkirîn” kemudian dicetak oleh Maktabah al-Mîriyyah di Makkah (Arabia), pada bulan Ramadhan di tahun yang sama dengan penulisannya (1324 Hijri/ 1906 M). Kitab ini kemudian dicetak ulang oleh Maktabah Musthafâ al-Bâbî al-Halabî di Kairo (Mesir) pada bulan Shafar tahun 1349 Hijri (Juli 1930 M). Versi cetakan Kairo ini ditashih (edit) oleh Syekh Ahmad Sa’îd al-Filsilânî, salah satu tim pentashih kitab-kitab berbahasa Jawi (Melayu) yang dicetak oleh penerbit tersebut. Pada versi cetakan Kairo, kitab “Fathul Mutafakkirîn” berada setebal 64 halaman.

Tentang Syekh ‘Utsman ibn Syihâbuddîn Pontianak, tak banyak sumber yang mengulas akan sosok beliau, baik dalam bahasa Arab ataupun bahasa Melayu—Indonesia. Saya mendapatkan sedikit informasi tentang biografi beliau dari almaghfurlah Wan Muhammad Shagir Abdullah, cendikiawan dari Malaysia yang concern mengkaji biografi ulama-ulama Jawi (Nusantara) dan karya-karya mereka, pada artikel yang berjudul “Syeikh Utsman Syihabuddin Ulama Pontianak” (harian Utusan Malaysia, edisi 17/06/2006).

Wan Muammad Sagir Abdullah tidak menyebutkan tanggal kelahiran dan kewafatan Syekh ‘Utsman Pontianak. Diperkirakan Syekh ‘Utsman Pontianak dilahirkan pada tahun 1840-an di Kesultanan Pontianak Dinasti Qadriyah. Kesultanan Pontianak pada akhir abad ke-19 M merupakan salah satu pusat keilmuan Islam terpenting di Nusantara. Lebih istimewa lagi, pengajaran di beberapa institusi pendidikan Islam di kesultanan tersebut menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar utamanya. Hal ini ditandai juga dengan keberadaan beberapa ulama besar asal Timur Tengah yang berhijrah dan mengajar di Pontianak hingga akhir hayat mereka.

Di antara ulama-ulama besar Kesultanan Pontianak pada masa itu adalah Syekh Mahmûd ibn ‘Abd al-Hamîd al-Dâghastânî al-Makkî (w. 1897 M, putra Syekh ‘Abd al-Hamîd al-Syirwânî al-Dâghastânî, pengarang kitab “Hâsyiah al-Syirwânî” sekaligus guru dari Syekh Nawawi Banten dan ulama Nusantara segenerasinya di Makkah), Syekh Muhammad Shâlih ibn ‘Abd al-Rahmân al-Zawâwî (w. 1890 M), Syekh ‘Abd al-Qâdir al-Fathânî al-Makkî (w. 1898 M), dan lain-lain.

Syekh ‘Utsman Pontianak belajar di madrasah Kesultanan Pontianak, lalu melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Makkah, ber-mujawarah dan berkarir di sana hingga wafat. Beliau juga tercatat memiliki beberapa karya, sebagian besar berupa karya terjemahan dan penjelasan (syarh) berbahasa Melayu atas kitab-kitab rujukan berbahasa Arab. Di antara karya-karya beliau adalah;

(1) Tâjul-‘Arûs, diselesaikan pada 1304 H/1887 M, (2) Fathu Makkah, diselesaikan pada 1310 H/1893 M, (3) Tanwîrul-Qulûb fî Isqâth Tadbîril-‘Uyûb, diselesaikan pada 1311 H/1894 M, (4) Risâlah Tafsîr Sûrah Yâsîn, diselesaikan pada 1312 H/1895 M, (5) Fadhîlah Makkah dan Adab Ziyârah Madînah, diselesaikan pada 1319 H/ 1901 M, (6) Nûrul-Anwâr, diselesaikan pada 1324 H/1906 M, (7) Irsyâdul-‘Ibâd, diselesaikan pada 1324 H/1906 M dan (8) Fathul Mutafakkirîn, diselesaikan pada 1324 H/1906 M. (A. Ginanjar Sya’ban)