Pada dasarnya setiap kebudayaan telah melengkapai seluruh sarananya sendiri, sehingga tidak tergantung pada kebudayaan lain untuk bisa bertahan dan berkembang. Bisa saja orang mempelajari kebudayaan lain, tetapi sekadar untuk pengkayaan bukan untuk mengganti kebudayaan sendiri yang sudah ada. Tetapi bersamaan dengan berkembangan kolonialisme sejak abad ke-17 negara-negara Eropa mulai menjarah bagian dunai lainnya, maka kebudayaan ada yang saat itu mencapai kejayaannya dihancurkan demi untuk penguasaan koloni mereka.
Setelah politik dan ekonomi hancur dan mereka kuasai lalu dikembanagkan wacana bahwa kebudyaaan Barat-Eropa lebih unggul, karena itu kalau mau maju harus mengikuti mereka. Untung negara-negara di Asia masih mempu mempertahankan kebudayaan mereka. Tetapi nasib malang tidak bisa dielakakan oleh negara Afrika dan Amerika Selatan, mereka telah kehilangan kebudayaan mereka, sejarah mereka dan bahasa mereka, diganti dengan budaya dan bahasa Eropa. Hingga tahun 1950-an di beberapa negara seperti Maroko Al Jazair dan Tunisia, Perancis melarang bangsa itu mempelajari budaya dan bahasa mereka sendiri.
<>Eropa dan Amerika mengklaim sebagai lambang kemajuan dan modernitas, sehingga mengkhotbahkan doktrinnya pada dunai yang lain. Tetapi dalam kenyataannya jauh dari kenyataan. Bagaimana mereka mengajarkan demokrasi sementara baru dua ratus tahun lebih negara seperti Amerika Serikat baru ada seorang anggota parlemen dari kelaompok Islam. Atau Perancis yang merasa sebagai pusat peradaban dunia, di sana baru bisa dibuka sekolah menengah Islam. Di Australia baru akan lahir partai politik Islam. Sementara di benua Asia Afrika berbagai sekolah Eropa bermunculan, berbagai partai yang berbasis agama atau ideology Eropa sudah boleh berada.
Ini terbukti bahwa kebudayaaan tidak bisa diperbandingkan secara hitam putih, sebab dalam kenyataannya negara Asia dianggap terbelakang, tetapi memiliki peradaban yang jauh lebih maju dan yang pasti jauh lebih tua dari Eropa. Karena itu bangsa Asia telah berpengalaman dengan toleransi, multikulturalisme ketimbang bangsa Eropa yang monolit, monokultur dan sangat fanatik dan rasialis. Ada yang diekspresikan secara sinis dan vulgar ada yang berkedok profesionalisme, kompetensi dan sebagainya.
Kenyataan ini seharusnya menyadarkan bangsa ini agar berhenti mencaci kebudayan sendiri, menghina tradisi sendiri, ketika budaya yang diunggulkan itu hanya menampilkan manipulasi dan ironi. Bagaimana mereka mengajarkan kemanusiaaan dan perdamaian, sementara mereka terus melakukan peperangan terhadap bangsa lain. Menjajah negara merdeka. Menghalangi kebebasan warga negara Islam untuk berekspresi, termasuk mengekspresikan keagamaan mereka.
Sudah semestinya negara-negara Eropa menghargai kaum Muslimin membangun sistem pendidikan, sistem ekonomi dan sistem politik sendiri, sebagaimana setiap agama sduah berkembang secara bebas di dunia ketiga dan dunia Muslim pada umumnya, sehingga mereka bisa mengekpresikan aspirasi politik termasuk kegamaan mereka secara bebas. Sementara negara barat yang mengaku maju dengan berbagai dalih malah membatasi kebebasan berekspresi.
Warga Asia dan warga Muslim diberbagai belahan dunia barat masih hidup dalam tekanan diskriminasi, apalagi saat ini sorotan pad mereka makin diperkeras, ketika dituduh sebagai kelompok ekstremis. Mereka yang menjalankan agama penuh kesungguhan, ketulusan telah dianggap fanatik dan militan, karena itu dicurigai. Kecurigaan yang semakin hari semakin kuat itu yang membuat kebebasan mereka untuk berekspresi dibatasi.
Dengan berbagai alasan seperti ketertiban dan keamanan mereka melakukan diskriminasi dan pembatasan. Sementara di sisi lain mereka mendeklarasikan baik melalui lembaga kemanusiaaan maupun lewat PBB untuk saling menghargai sesama manusia tanpa represi dan diskriminasi. Ini sebuah kenyataan pahit yang harus dihadapi warga Muslim di dunia barat saat ini. Kesamaan derajat, menuju perdamaian hakiki mesti diupayakan kembali dengan jalan damai. (Abdul Mun’im DZ)
Terpopuler
1
Ketum PBNU dan Kepala BGN akan Tanda Tangani Nota Kesepahaman soal MBG pada 31 Januari 2025
2
Ansor University Jatim Gelar Bimbingan Beasiswa LPDP S2 dan S3, Ini Link Pendaftarannya
3
Paduan Suara Yayasan Pendidikan Almaarif Singosari Malang Meriahkan Kongres Pendidikan NU 2025
4
Pemerintah Keluarkan Surat Edaran Pembelajaran Siswa Selama Ramadhan 2025
5
Kongres Pendidikan NU 2025 Akan Dihadiri 5 Menteri, Ada Anugerah Pendidikan NU
6
Doa Istikharah agar Dapat Jodoh yang Terbaik
Terkini
Lihat Semua