Siapa Sugeng Yudhadiwirya? Tak banyak yang tahu peran dan sepak terjangnya di NU. Jarang disebut-sebut di buku sejarah. Padahal ia adalah administratur awal saat NU berdiri.
Sebagai organisasi yang didirikan kiai, NU tentu sarat dengan para ahli agama mumpuni. Namun sepertinya tidak banyak yang mumpuni dalam bidang pengelolaan organisasi secara modern untuk ukuran waktu itu.
Pilihan para kiai jatuh kepada Moechammad Sodiq atau Mas Sugeng Yudhadhiwirya untuk mengelola administrasi NU. Ia didaulat menjadi Sekretaris Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama mendampingi KH Hasan Gipo. Untuk istilah sekarang, posisinya adalah Sekretaris Jenderal PBNU.
Tak banyak catatan yang menjelaskan bagaimana peranan dia dalam mengelola NU periode awal tersebut. Namun, menurut redaksi Berita Nahdlatoel Oelama, ia adalah penyusun, pengatur dan pembangun NO.
Penilaian tersebut, justru ketika Mas Sugeng meninggal melalui catatan obituari dan imbauan kepada warga NU untuk mengirim doa dan Shalat Ghaib untuknya. Ia meninggal pada Kamis malam 10 Jumadil Akhir 1355.
Pada obituari itu, Berita Nahdlatoel Oelama mengaku sebagai suatu kehilangan tenaga yang amat penting.
“Kehilangan seorang organisator yang cakap, pembawa semangat yang berkobar-kobar. Namanya terukir di dalam hati kaum NU karena namanya tak dapat diceraikan dari NU. Dengan itu kita serukan pada Cabang, Centraal Kring dan Kring NU menyembahyangkan ghaib dan tahlil.”
Perannya yang berhasil ditemukan, bersama pengurus lain, di antaranya adalah mengantarkan NU menjadi organisasi sah secara hukum di mata pemerintahan Hindia Belanda pada 1930. Ia adalah salah seorang penanda tangan statuten atau AD/ART NU yang diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda. (Abdullah Alawi)