Warta JELANG KONFERWIL PWNU JATIM

Aliran Sesat Dibahas, 9 Titik di Jatim Diwaspadai

Selasa, 30 Oktober 2007 | 06:38 WIB

Surabaya, NU Online
Munculnya sejumlah ‘aliran sesat’ yang marak belakangan ini, rupanya telah menjadi kekhawatiran banyak pihak. Karenanya, masalah tersebut akan dibahas dalam Konferensi Wilayah (Konferwil) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur di Ponpes Zainul Hasan, Genggong, Kabupaten Probolinggo, 2-4 November mendatang.

“Aliran-aliran tersebut bisa menyebar ke ‘kantong-kantong’ NU, termasuk merebut masjid dan musala. Mereka bisa menyebarkan selebaran-selebaran yang menyesatkan. Oleh sebab itu, kita akan membahas permasalahan tersebut dalam konferwil nanti,” kata Ketua PWNU Jatim Ali Maschan Moesa di Surabaya, Jatim, Senin (29/10) kemarin.<>

Ali yang juga Dosen Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, itu menjelaskan, di masyarakat sendiri sudah berkembang sejumlah aliran, seperti, Hizbut Tahrir Indonesia, Syiah, Majelis Mujahidin Indonesia, Islam Liberal dan fundamentalis.

Selain mewaspadai keberadaan aliran-aliran tersebut, konferwil juga akan merumuskan langkah-langkah antisipasi guna membentengi pelajar di sekolah menengah umum negeri favorit. “Mereka mudah diajak dan di-baiat (disumpah, Red), karena rata-rata tidak mempunyai dasar agama yang benar-benar kuat,” kata Ali.

Namun, pihaknya tak menutup mata terhadap masyarakat luas yang terpengaruh. Untuk itu, Ali mengimbau seluruh pengurus NU, mulai pengurus wilayah hingga pengurus ranting, untuk selalu mewaspadai keberadaan aliran tersebut.

Untuk membentengi warganya, NU telah membentuk Kelompok Anak Ranting (KAR) di sembilan titik di Jatim. KAR beranggotakan 2.500 pengurus ranting NUU se-Jatim.

Bulan lalu, NU telah mengumpulkan ribuan pengurus ranting di kantor PWNU Jatim. Di sana, mereka diberi penjelasan tentang paham Ahlussunnah Wal Jama’ah sekaligus upaya-upaya dalam membentengi diri. Kewaspadaan, terutama di lingkup langgar, musala dan masjid.

Ali menegaskan, pihaknya akan memberikan sanksi tegas kepada pengurus atau badan otonom NU yang ikut aliran tersebut. Pada intinya, mereka akan diberi pilihan antara NU atau aliran tersebut.

Sementara, sembilan titik di Jatim yang patut diwaspadai, antara lain, Kabupaten/Kota Probolinggo, Kraksaan, Pasuruan, dan Bangil. Wilayah kedua adalah Kabupaten/Kota Malang, Kota Batu, Surabaya, Gresik dan Mojokerto.

Titik lainnya meliputi Pulau Madura, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Bondowoso, Banyuwangi, Situbondo, Jember dan Lumajang. Selain itu masih ada lagi wilayah Tulungagung, Blitar, Trenggalek, Kabupaten/Kota Kediri, serta Jombang, Nganjuk dan sekitarnya.

Di Jatim sendiri, ada tiga daerah yang menjadi basis Syiah, yakni, Bangil, Bondowoso, dan Sampang. Sedangkan basis Islam sempalan ada di Bangil, Bondowoso, dan Malang. (gpa/sbh)