Warta

Gur Dur Hatamkan Pengajian Ramadhan di Ponpes Ciganjur

Selasa, 18 Oktober 2005 | 13:33 WIB

Jakarta, NU Online
Pengajian Ramadhan yang dilaksanakan di Ponpes Ciganjur yang diasuh oleh Gus Dur berhasil dihatamkan pada puasa ke 14, Selasa (18/10). Selama Ramadhan ini, kitab yang dikaji adalah Bughyatul Musytarsyidin karya Sayyid Husein Umar ba Alawy dan Asbawah Nadhoir karya Jalaluddin Assuyuthi bertempat di Masjid Al Munawwaroh Ciganjur.

Sekitar 30 orang yang membentuk formal lingkaran mengikuti pengajian yang dilakukan setiap hari mulai pukul 07.30-09.30 WIB. Para santri secara bergantian membacakan kitab yang masih ditulis dalam bahasa Arab gundul, meskipun tak melihat, Gus Dur selalu membenarkan bacaan yang salah.

<>

Setelah dibaca, Gus Dur kemudian memberikan penjelasan dengan contoh-contoh peristiwa aktual sehari-hari, tak lupa dengan joke-joke segar yang membikin suasana menjadi cair. Para santri juga bebas bertanya berbagai persoalan sehari-hari mulai dari masalah politik, sosial, budaya, termasuk masalah ke-NU-an.

Berbeda dengan pengajian Ramadhan di berbagai pesantren yang dikaji secara keseluruhan. Kitab yang dikaji di Pesantren Ciganjur diambil bab-bab yang penting dan sesuai dengan konteks dan kebutuhan saat ini karena tak semua kandungan kitab fikih masih relevan dengan kondisi saat ini.

Contoh-contoh yang diberikan yang bersifat muamalat atau hubungan kemanusiaan sementara isi kitab yang bersifat ubudiyah hanya dikaji sekilas untuk tabarrukan atau mencari berkah saja. Beberapa tema yang dibahas adalah revitalisasi tanah, wakaf, sayembara, hukum, perdamaian, monopoli perdagangan dan tema lain yang berkaitan.

Karena bukan hanya santri dan mengikutkan masyarakat, maka dibawah teks Arab, per paragraf diberikan terjemahan dalam bahasa Indonesia yang dilakukan oleh santri Ciganjur sendiri.(mkf)

 

Â