Warta

Gus Ipul Tuding PWNU Jatim Terlibat Politik Praktis

Jumat, 4 Januari 2008 | 06:18 WIB

Kediri, NU Online
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Saifullah Yusuf, menuding Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim telah terlibat politik praktis. Tudingan itu diarahkan menyusul sinyelemen Ketua PWNU Jatim Ali Maschan Moesa yang ingin maju menjadi calon gubernur Jatim pada pemilihan gubernur 2008 mendatang.

“Kalau NU ikut-ikutan berpolitik, diubah saja sekalian menjadi partai politik. ‘Kan repot, kalau ‘penjaga gawang’ (ketua PWNU) ikut-ikutan menjadi ‘penyerang’ (calon gubernur). Biarkan yang di PKB saja yang berpolitik,” ujar Gus Ipul—begitu panggilan akrabnya—di Kediri, Rabu (3/1) kemarin, seperti ditulis gp-ansor.org.<>

Mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal itu meminta agar Ali Maschan tetap pada posisinya sebagai ketua PWNU Jatim. “Jika Ali Maschan ikut-ikutan berpolitik, maka netralitas NU sebagai organisasi nonpolitik, akan bergeser,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Gus Ipul juga menanggapi pernyataan Rais Syuriah PWNU Jatim Miftahul Ahyar yang meminta calon gubernur dari NU untuk menahan diri jika Ali Maschan maju. Menurutnya, pernyataan itu tidak sesuai dengan cara berpikir NU yang demokratis. “Mencalonkan itu hak setiap warga negara, termasuk kader NU,” katanya

Pembatasan itu, katanya, tidak menunjukkan adanya proses demokratisasi di tubuh NU sendiri. Jika hal itu dibiarkan terus-menerus, maka tidak menutup kemungkinan kepengurusan NU akan kehilangan legitimasi.

Ia menambahkan, proses pilgub atau pilkada murni merupakan pilihan rakyat. Sudah bukan waktunya lagi seorang ulama atau kiai mengeluarkan fatwa untuk memilih seseorang. Hal itu sudah terbukti di sejumlah daerah di mana calon kepala daerah dari NU, tidak satupun yang menang.

Menariknya, ia justru menyampaikan apresiasinya jika ada calon dari militer yang ingin meramaikan pilgub mendatang. Menurutnya semakin banyak calon, akan semakin bagus untuk dinamika masyarakat. Demikian pula dengan TNI yang juga memiliki hak sebagai warga negara.

Ia sendiri justru mengaku bingung dengan rencana pencalonannya menjadi calon gubernur. Apalagi saat ini ia merasa tidak siap, baik dari segi dukungan maupun kemampuan pribadinya. Ia justru mendorong munculnya calon-calon baru yang bisa menjadi alternatif bagi masyarakat. (rif)