Warta

Kepastian Awal Puasa Dinantikan

Senin, 3 Oktober 2005 | 04:39 WIB

Jakarta, NU Online
Sebagai Muslim kita tentu penasaran menunggu kapan datangnya bulan suci Ramadhan. Tak usah heran pula jika kemudian terjadi perbedaan, karena metode yang digunakan masing-masing ormas berbeda. Ada yang mendasarkan pada hisab dan ada yang menggunakan rukyah dan kedua-duanya.

Muhamadiyah misalnya jauh-jauh hari sudah menetapkan awal ramadhan 1426 H jatuh pada hari Rabu tanggal 5 Oktober. Akan halnya NU selaku ormas terbesar belum menentukan kapan datangnya bulan suci Ramadhan karena dalam tradisinya untuk menetapkan awal puasa NU tidak mendasarkan pada hisab semata melainkan ada rukyatul hilal dan istikmal (penyempurna bilangan bulan-red).

<>

Khabar yang beredar di masyarakat bulan puasa jatuh tanggal 5 Oktober 2005, meskipun demikian Depag sebagai pihak yang mewakili pemerintah belum menetapkan secara pasti, karena Depag akan melakukan sidang itsbath gabungan dengan Ormas Islam dan perwakilan Duta Besar negara sahabat pada tanggal 3 Oktober 2005. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Sidang Istinbath akan didahului dengan "rukyatul hilal" (melihat bulan baru) yang dilakukan di 323 Pengadilan Agama dan 25 Pengadilan Tinggi Agama di seluruh Indonesia.

Kasubag Penerangan Masyarakat Depag, Helmi Hazien menyatakan, tidak menolak ungkapan itu. Namun keputusan awal bulan puasa jatuh pada tanggal 4 atau 5 Oktober baru diputuskan setelah sidang Isbath.

"Jadi memang sampai sekarang atau sampai sebelum rapat sidang Isbath, awal bulan puasa belum bisa ditentukan secara pasti. Cuma kalau ancer-ancer dari beberapa organisasi Islam, memang ada yang lebih cenderung pada tanggal 5 Oktober, " papar Helmi.

Sementara itu organisasi-organisasi Islam lainnya seperti Al-Irsyad dan Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan belum mengeluarkan ketetapan mengenai awal bulan Ramadhan, karena masih menunggu hasil sidang isbath yang biasa dilakukan Departemen Agama untuk menentukan awal bulan Ramadhan.

Ketua Al-Irsyad Al-Islamiyah Ir. Farouk Zein Badjabir mengatakan, pihaknya akan bergabung dengan MUI untuk menentukan awal Ramadhan. Karena dalam menentukan awal bulan puasa, perhitungan yang dilakukan oleh Al-Isryad bukan hanya berdasarkan hisab tapi juga rukyat.

"Jadi kalau pada saat rukyat tanggal 3 Oktober malam tidak keliihatan bulan, ya ... kita puasa pada tanggal 5, tapi kalau pada saat itu kelihatan bulan, kita puasa tanggal 4," ujar Farouk.

Sedangkan NU seperti yang dilakukan pada awal puasa sebelumnya, melalui lembaga falakiyah akan melakukan rukyah di berbagai tempat, diantaranya di Kenjeran, Tanjung Kodok dan di pantai utara Jakarta.

"Insya Allah tanggal 4 Oktober tim Falakiyah NU sudah bisa mengumunkan hasilnya," ujar salah seorang tim Falakiyah NU, Nahari Muslih yang bertugas memantau laporan-laporan dari wilayah NU di seluruh Indonesia. (cih)

Â