Warta

Muncul Wacana Ketum Tanfidziyah PBNU Dipilih Syuriyah

Selasa, 11 Agustus 2009 | 12:49 WIB

Jakarta, NU Online
Saat ini muncul wacana bahwa jabatan ketua umum tanfidziyah (eksekutif) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dipilih langsung oleh tim formatur yang terdiri para kiai di jajaran Syuriyah (legislatif).

Dengan demikian, Muktamar ke-32 NU di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Januari 2010 nanti, hanya akan memilih rais aam beserta dewan kolektif di jajaran Syuriyah.<>

Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Saiful Bahri Anshori, mengatakan hal itu kepada NU Online di Jakarta, Selasa (11/8). "Memang ada usulan Ketua Umum dipilih oleh ahlul halli wal aqdi,” katanya.

Menurutnya, usulan yang menjadi wacana itu sebanarnya bagus saja. Namun, ia mengaku sedikit mempertanyakan motif pewacanaan itu. Pasalnya, wacana itu dilontarkan sejumlah kalangan muda NU yang selama ini cenderung menginginkan hal-hal yang bersifat “demokratis” dalam pengertian dipilih langsung para peserta Muktamar.

”Anak-anak muda itu selama ini kan inginnya yang demokratis. Kok sekarang mengusulkan cara seperti itu. Ada apa?” ujar mantan ketua umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia itu.

Jika usulan itu dijalankan pada Muktamar mendatang, berarti PBNU kembali kepada sistem pemilihan pada Muktamar di Situbondo, Jawa Timur, pada 1984 silam.

Sebelumnya, Halaqah Nasional Warga NU bertajuk “Menyongsong Muktamar ke-32 NU: Menata Masa Depan NU” di Pesantren Khatulistiwa Kempek, Cirebon, Jawa Barat, 7 Agustus lalu, merekomendasikan bebarapa hal, salah satunya soal sistem pemilihan ketua umum PBNU.

Halaqah tersebut mengusulkan, rais aam dan dewan kolektif Syuriyah dipilih langsung peserta Muktamar, dan ketua umum Tanfidziyah dipilih dewan kolektif Syuriyah atas usulan peserta Muktamar. Alasannya, dualisme kepemimpinan NU akan terus terjadi manakala Tanfidizyah dan Syuriyah dipilih langsung peserta Muktamar. (rif)