Seorang muslim dapat disebut sebagai muslim kaffah (sempurna), jika tidak hanya mengamalkan Islam pada tingkat syariat, melainkan juga memahami tasawuf. Jika sudah sungguh-sungguh menjadi muslim kaffah, maka, pastilah ia dapat menghargai perbedaan dalam berbagai hal.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Jamaah Syatariyah Sumatera Barat (Sumbar), Riau dan Jambi, Ismet Ismail Tuanku Mudo, dalam acara silaturrahim ulama/tuanku murid-murid Inyiak Syekh Kiambang di Pondok Pesantren Luhur Mato Aia Pakandangan, Kabupaten Padangpariaman, Sumbar, Kamis (10/7) lalu.<>
Namun demikian, kata Ismet, akhir-akhir ini muncul sejumlah kelompok Islam yang tidak dapat menghargai perbedaan tersebut. Mereka “menyerang” kelompok lain yang berbeda paham. Jamaah Syatariyah yang berpaham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) merupakan salah satu kelompok yang “diserang”.
Karena itu, ia mengimbau kepada para ulama untuk merapatkan barisan dalam mengawal dan menjaga pahama Aswaja di tengah-tengah masyarakat. Hal itu semakin dirasakan penting saat ini mengingat makin beratnya tantangan dan masalah yang dihadapi umat.
“Alasannya, terus mengawal paham Syafi’iyah, serta amalan-amalan Ahlussunnah wal Jamaah yang selama ini menjadi tradisi,” ujar Ismet, seperti dilaporkan Kontributor NU Online, Bagindo Armaidi Tanjung.
“Merapatkan barisan itu makin dirasakan penting, karena serangan terhadap Ahlussunnah wal Jamaah terus berdatangan dari berbagai pihak yang tidak senang melihat amalan-amalan yang sudah mentradisi di Syatariyah,” imbuh Ismet.
Untuk memperkuat paham Aswaja, ulama dan jamaah Syatariyah diharapkan mengadakan kegiatan seperti muzakarah, seminar dan pertemuan lain. Sehingga ulama dan jamaah makin mendalami Syatariyah dan Aswaja.
Hadir juga pada acara silaturrahim itu, beberapa ulama dan pimpinan pesantren di Padangpariaman, di antaranya, Buya H.Zubir Tuanku Kuning, Buya Anas Tk Sinaro, Buya H Ashabal Khairi Tk Mudo, Buya H Masri Tk Sidi, Buya Musawir Tk Kuning. (rif)
Terpopuler
1
Menag Nasaruddin Umar akan Wajibkan Pramuka di Madrasah dan Pesantren
2
Kiai Ubaid Ingatkan Gusdurian untuk Pegang Teguh dan Perjuangkan Warisan Gus Dur
3
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
4
Pilkada Serentak 2024: Dinamika Polarisasi dan Tantangan Memilih Pemimpin Lokal
5
Dikukuhkan sebagai Guru Besar UI, Pengurus LKNU Jabarkan Filosofi Dan Praktik Gizi Kesehatan Masyarakat
6
Habib Husein Ja'far Sebut Gusdurian sebagai Anak Ideologis yang Jadi Amal Jariyah bagi Gus Dur
Terkini
Lihat Semua