Warta IDUL FITRI

NU Baru Tetapkan 11 Oktober, Muhammadiyah Pasti 12 Oktober

Jumat, 21 September 2007 | 06:30 WIB

Jakarta, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) baru akan menetapkan 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri 1428 H pada 11 Oktober 2007. Berbeda dengan ormas Islam terbesar di Indonesia itu, Muhammadiyah sejak dini sudah memastikan Lebaran jatuh pada Jumat 12 Oktober 2007.

Ketua Umum Pengurus Pusat Lajnah Falakiyah NU KH Ghazalie Masroerie mengatakan, sikap NU tersebut karena masih akan menunggu sidang isbat (penentuan) yang akan diselenggarakan oleh Departemen Agama (Depag) pada 11 Oktober 2007 mendatang.<>

"NU belum bisa menetapkan, NU baru bisa menetapkan itu setelah dilakukan sidang isbat bersama sejumlah organisasi Islam lainnya di Depag," ujar Kiai Ghazalie—begitu panggilan akrabnya, Jumat (21/9).

Dalam sidang isbat, Depag akan menggunakan metode dari berbagai cara termasuk menggunakan rukyat (melihat bulan) dan hisab (perhitungan astronomi). "Setelah itu, baru NU bisa menetapkan, namun kalau Depag dalam penetapannya berbeda dengan cara NU, maka NU tidak akan mengikuti pemerintah," terangnya.

Namun, saat disinggung apakah nantinya hasil sidang isbat akan sama dengan yang ditetapkan oleh Muhammadiyah, Kiai Ghazalie mengatakan, bisa saja sama. Namun dirinya belum bisa memastikan karena metode yang digunakan berbeda. "Kita juga mengharapkan adanya persamaan dalam penetapan Idul Fitri 1428 H," terangnya.

Sebelumnya, Pengurus Pusat Muhammadiyah menetapkan Idul Fitri 1428 H pada 12 Oktober. Pernyataan ini dimuat dalam maklumat PP Muhammadiyah nomor: 03/MLM/1.0/E/2007. Dalam penetapan ini, Muhammadiyah menggunakan metode hisab.

Berikut isi rilis yang menetapkan Idul Fitri 1428 H tersebut:

"Setelah sebelumnya sempat dinyatakan H. Muchlas Abror di tengah materi pertama Pengajian Ramadan 1428 H, selasa 18 September malam, penetapan Muhammadiyah untuk satu syawal 1428 H  terbit dalam bentuk maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor : 03/MLM/1.0/E/2007.

"Terbitnya maklumat ini sempat disingung dalam pidato penutupan pengajian Ramadan yang disampaikan Ketua PP Muhammadiyah, Dr. Haedar Nashir. Menurutnya, maklumat ini memang sengaja terbit tidak bersamaan dengan penetapan awal Ramadhan, dan tidak perlu dipermasalahkan. (rif/okz/sm)