Warta Geliat NU di Mancanegara (4)

NU Malaysia, Sikap Moderat Memesona Dunia

Sabtu, 18 Maret 2006 | 10:39 WIB

Sama dengan di Indonesia, ajaran Islam yang dikembangkan NU di mancanegara, termasuk Malaysia adalah yang moderat dan cinta terhadap perdamaian. Hal itulah yang membuat pemerintah Malaysia menerima dengan tangan terbuka terhadap keberadaan NU.

12 Pebuari 2006 lalu, Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi berkunjung ke Malaysia untuk melantik pengurus PCI-NU 2005-2008 di negeri Jiran tersebut. Hasyim, demikian sapaan akrab KH Hasyim Muzadi,  ke Malaysia tidak sendirian. Dia didamping sejumlah tokoh NU, seperti Ahmad Bagdja, H Abdullah Machrus, HM Rozy Munir, Hj Machfudloh Wahab Hasbullah (PP Muslimat), Endang (PP GP Ansor), Hj Yana Lathifah (PP Fatayat), Mujtahidur Ridlo (PP IPNU), dan Siti Soraya Devi (PP IPPNU).

<>

Kedatangan mantan Ketua PWNU Jawa Timur itu ternyata tidak hanya untuk melantik pengurus PCI-NU saja. Kedatangannya di Malaysia juga dimanfaatkan untuk bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi. Pertemuan tersebut berlangsung selama satu jam di kediaman Perdana Menteri di Putrajaya, setelah mengadiri acara Pelantikan Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Nahdlatul Ulama Malaysia di Sungai Buloh Selangor.

Kemudahan Hasyim bertemu dengan orang nomor satu di negeri tersebut tidak dapat lepas dari keberadaan NU di sana, yang memang cukup terdengar gaungnya di seluruh penjuru Malaysia. Pertemuan tersebut berlangsung terbuka, namun hanya beberapa orang saja yang turut bersama Hasyim. Mereka adalah Drs H Miftahurrahim, MA dan H Nasikhin Hasbullah.

“Wong pengurus NU ae hanya saya, Pak Nasikhin Hasbullah (Bendahara NU Malaysia), Pak Muhammad (Ketua Lembaga Ta’mir Masjid PBNU) yang dapat mendampingi Pak Hasyim” kata Miftahurrahim, mantan Ketua PCI-NU Malaysia yang juga alumni Pesantren Tebuireng Jombang dengan logat Jawa-nya yang kental.

Lantas, apa isi pertemuan Hasyim dengan Abdullah Ahmad Badawi? Dalam kesempatan tersebut, Kiai Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang tersebut menyampaikan beberapa hal, di antaranya soal Islam yang dikembangkan oleh NU. Menurut Hasyim, Islam yang moderat (tawasuth, tawazun, tasamuh, i’tidal) dan menentang segala bentuk kekerasan yang kini sedang melanda di belahan dunia dan kian marak di kawasan Asia Tenggara.

Menanggapi pernyataan Pak Lah, demikian panggilan akrab Abdullah Ahmad Badawi, mengatakan bahwa konsep Islam yang dikembangkan NU sama dengan konsep "Islam Hadhari" yang kini juga sedang dikembangkan di Malaysia. Pak Lah pun merasa, bahwa NU, baik di Indonesia maupun di mancanegara dapat diajak kerjasama dalam rangka mengembangkan Islam.
Tidak hanya itu saja, Pak Lah yang kini menjabat sebagai Ketua Organisasi Konfrensi Negara-negara Islam se-Dunia (OKI) menyatakan kesediaannya untuk hadir pada acara pertemuan Alim Ulama se-Dunia yang akan diselenggarakan oleh International Conference of Islamic Scholars (ICIS) PBNU di Jakarta Juni mendatang.

Pertemuan Hasyim dengan Abdullah Badawi menandakan bahwa sikap mederat NU benar-benar memesona dunia. Tidak hanya pemerintahan Malaysia, negara-negara lain di penjuru dunia pun terpesona dengan ajaran Islam yang dikembangkan organisasi yang didirikan para ulama dan kiai atas komando KH Hasyim Asy’ari dan KH. Abdul Wahab itu.

Ketua PBNU, Rozy Munir mengatakan, sikap moderat NU membawa berkah dan manfaat yang besar. Yaitu adanya banyak tawaran kerjasama dari banyak negara dengan NU. ”Setelah konferensi ICIS I di gelar, PBNU banyak tawaran kerjasama,” katanya.

Apa yang dilakukan oleh kader-kader NU di Malaysia adalah hal positif yang harus dicontoh oleh kader NU di luar negeri lainya. Semakin banyak PCI-NU yang berdiri di mancanegara dengan mengembangkan ajaran Islam yang moderat, maka akan semakin besar pula nama NU di mata dunia.

”NU di Malaysia mudah-mudahan terus berkembang. Kita mempunyai banyak keunggulan untuk terus berkembang. Tentu suatu yang membanggakan jika NU ada di mana-mana,” kata Ketua PCI Fatayat NU Malaysia, Alimul Muniroh saat bertemu NU Online di Jakarta beberapa waktu lalu. (Ahmad Millah Hasan/bersambung)