Warta KONFERWIL NU JATENG

NU Perlu Merumuskan Konsep Relasi Politik

Sabtu, 12 Juli 2008 | 13:02 WIB

Brebes, NU Online
Hubungan NU dengan politik yang tidak terumuskan dengan baik, membuat para kader menafsirkan khittah sesuai dengan kepentingan pribadi. NU perlu secepatnya merumuskan konsep relasi dengan dunia politik.

"Jika NU ingin mengukuhkan konsep mabadi'u khaira ummah, secara optimal. Hendaknya ada rumusan kongkret, berupa blue print kebijakan tentang pola hubungan NU dengan ruang politik," ujar Muhadjirin, Kepala Puslit Sosbud Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro Mudjahirin Thohir, ketika berbincang dengan NU Online, Sabtu (12/07), di arena Konferwil NU Jateng, di Ponpes Al-Hikmah, Benda Sirampog Brebes.<>

Dengan demikian, gerak perjuangan NU akan bermanfaat pada seluruh lapisan masyarakat. "Perjuangan NU akan membawa dampak sosial yang positif, tidak hanya pada kaum Nahdliyyin (warga NU), akan tetapi juga pada warga di luar NU", tegas Muhadjirin.

Muhadjirin mengungkapkan, untuk mewujudkan tercapainya agenda politik kebangsaan, NU perlu mempertegas kebijakan organisasi yang terkait dengan politik.

"Agenda NU perlu difokuskan dalam mengawasi kebijakan pemerintah, agar sesuai dengan aspirasi warga. Kalau hal ini menemui kendala, NU selayaknya menempatkan sejumlah tokoh, agar dapat berjuang dari dalam birokrasi," terang Muhadjirin.

Sementara itu KH. Muadz Thohir, mantan Ketua PCNU Pati, menyatakan bahwa khittah NU, seharusnya tidak boleh ditafsirkan menurut kepentingan individu. "Konsep khittah tidak dapat ditarik-tarik dalam berbagai interpretasi. Sebenarnya, yang terpenting adalah merangkul semua politisi Nahdliyyin di seluruh jejaring legislatif maupun eksekutif".

Selama ini, lanjut Kiai Muadz, banyak politisi Nahdliyyin yang mengeluh ketika tidak dianggap memberikan kontribusi penting bagi NU. "Seharusnya warga NU sadar, bahwa kontribusi tidak hanya berupa uang. Akan tetapi juga pengukuhan kebijakan yang menguntungkan NU," tandas Kiai Muadz.

Dikatakannya, sudah saatnya tokoh NU kultural dan politisi dari Nahdliyyin bersatu untuk merumuskan pola interaksi yang menunjang kemajuan jam'iyyah NU. (ziz)