Warta

PBNU: Bunuh Diri, Apapun Alasannya Tidak Dibenarkan

Senin, 12 Desember 2011 | 13:00 WIB

Jakarta, NU Online - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Sondang Hutagalung, mahasiswa Universitas Bung Karno (UBK) Jakarta, setelah sebelumnya melakukan aksi bakar diri di depan Istana Negara. Meski demikian pilihan melakukan bunuh diri, apapun motif yang melatarbelakinya, dengan tegas tidak dibenarkan.

"Yang namanya bunuh diri, membunuh orang lain, apapun itu alasannya Islam dengan tegas menyatakan itu tidak benar," tegas Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj di Jakarta, Senin (12/12). <>

Kiai Said menambahkan, bunuh diri merupakan gambaran sebuah keputusasaan yang oleh Islam dilarang untuk dilakukan. Hal yang sama, menurut Kiai Said, juga berlaku bagi aksi bom bunuh diri sebagai ekspresi ketidakpuasan atau protes terhadap kondisi tertentu. "Yang ngebom gereja, hotel, itu tidak dibenarkan. Bahwa bom bunuh diri dilakukan karena ketidakpuasan, diekspresikan dengan bunuh diri, itu agenda politik. Tapi bahwa menghilangkan nyawa orang lain dan diri sendiri tidak dibenarkan oleh agama Islam," tandasnya.

Meski demikian terlepas dari tindakannya, PBNU memberikan penghormatan yang tinggi terhadap Sondang. Terlebih tindakannya yang oleh masyarakat luas dinyatakan sebagai bentuk keprihatinan atas masih maraknya pelanggaran HAM di Indonesia.

"Bahwa dia sebagai aktivis HAM kita hormati. Bahwa dia mahasiswa yang hampir selesai, bahkan dia punya idealisme yang sangat tinggi, yang berkobar-kobar semangat menegakkan HAM, itu sangat kita hargai," sambung Kiai Said.

Seperti diketahui, Sondang Hutagalung, Mahasiswa UBK Jakarta, Rabu (7/12) melakukan aksi bakar diri di depan Istana Negara. Korban yang akibat aksinya mengalami luka bakar 98 persen itu akhirnya meninggal dunia pada Sabtu (10/12), setelah sebelumnya sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

 

Penulis: Emha Nabil Haroen