Warta

PBNU Minta Pagar Nusa jadi Organisasi Kader, bukan Organisasi Massa

Kamis, 19 Juli 2007 | 11:55 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi meminta agar Ikatan Pencak Silat memposisikan diri sebagai organisasi kader dilingkungan NU, bukan organisasi massa.

“Kita memerlukan kader-kader yang sedikit tapi terpilih dan terorganisir di lingkungan Nahdlatul Ulama. Sekali tempo, sewaktu-waktu bisa digerakkan, tanpa menunggu jam, tetapi menit, mereka akan bergerak bersama-sama membela negera Republik Indonesia,” tuturnya dalam pembukaan Kongres I Pagar di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Kamis.

Dika<>takannya bahwa Pagar Nusa bukan sekedar olahraga, tetapi juga mencakup gerakan keagamaan, gerakan keolahragaan dan gerakan keindonesiaan. Tiga hal ini merupakan Tritura dari Pagar Nusa, jangan sampai dipisahkan satu bagian dengan bagian yang lain.

“Dasar keolahragaan pencaksilat Pagar Nusa harus berdasarkan keagamaan dan tauhid kepada Allah SWT. Selanjutnya, berdasarkan aturan-aturan yang diatur oleh syariat Nabi besar Muhammad SAW, ia tumbuh dari semangat keagamaan,” imbuhnya.

Dengan berkah ketauhitan dan kesyariaatan ini, para ulama melahirkan seni bela diri pencak silat yang menjadi ciri budaya Indonesia. Dijelaskannya olah raga harus disambungkan dengan keindonesiaan yang mempunyai akar budaya luar biasa.

“Diperlukan cara jitu untuk mengembangkan agama didalam seluruh budaya dan mengangkat budaya yang ada selaras dengan ajarah rasulullah, bukan menghadapkan kemurnian syariat dengan budaya yang akhirnya membenturkan sesama ummat dan anak bangsa sendiri,” paparnya.

Dalam upaya pengembangannya, Kiai Hasyim meminta agar Pagar Nusa melakukan kontak-kontak dengan organisasi-organisasi atau gerakan olah raga lain yang ada di Indonesia ini sehingga terjadi perpaduan dalam suasana persaudaraan, saling mengenal dan saling bersatu.

“Saya minta juga, bukan olah raga ini disebarkan secara nasional, mengekspor metode Pagar Nusa ini dengan prestasi yang membanggakan, dan memang pantas untuk ditampilkan dalam skala internasional dan ini memerlukan kerja keras,” tandasnya.

Terakhir, pengasuh Ponpes Mahasiswa Al Hikam Malang ini meminta agar para pendekar Pagar Nusa bersikap tawadhu meskipu mereka memiliki kekuatan dan ketrampilan dalam membela dirinya.

“Setiap orang yang tinggi ilmunya, biasanya ia semakin tawadhu dan biasanya ketawadhuuan merupakan bagian dari pendekar-pendekar Pagar Nusa. jangan sok seperti pendekar karena pendekar yang sesungguhnya adalah yang menyembunyikan kependekarannya,” imbuhnya. (mkf)