Warta

PBNU Tak Masalahkan Kemenangan GAM

Selasa, 12 Desember 2006 | 12:36 WIB

Palembang, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi tak mempermasalahkan kemenangan pasangan Irwandi Yusuf/M Nazar, calon gubernur yang didukung Gerakan Aceh Merdeka melalui jalur independen dalam Pemilihan Kepala Daerah di Nangroe Aceh Darussalam (NAD)

“Kita tidak mempersoalkan kemenangan GAM. Yang penting sudah berjalan secara demokratis dan dipilih oleh rakyat Aceh. Jadi tidak boleh ada polarisasi lagi,” terang Hasyim kepada wartawan usai berdialog dengan Pengurus Cabang NU se-Sumatera Selatan di Hotel Carrisimi, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (12/12).

<>

Dalam kesempatan tersebut Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam, Malang, Jawa Timur itu mengungkapkan, tak ada yang perlu dikhawatirkan dari hasil dari proses pesta demokrasi di Tanah Rencong itu sepanjang pemerinta pusat mampu memberikan pembinaan.

“Itu tergantung bagaimana Jakarta (baca: pemerintah pusat) mengatur Aceh. Kalau Jakarta mengatur Aceh, bisa dan baik, saya kira tidak ada masalah,” ujar Hasyim yang didampingi Ketua Pengurus Wilayah NU Sumatera Selatan.

Menurut mantan Ketua PWNU Jatim itu, perhatian pemerintah pusat terhadap NAD sangat penting. Pemerintah pusat, imbuhnya, tak bisa membiarkan begitu saja provinsi yang sempat ingin melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia itu. “Sekarang bagaimana pembinaan pemerintah pusat terhadap NAD. Ini yang penting,” pungkasnya.

Berkaitan dengan posisi warga nahdliyin (sebutan untuk warga NU) dalam setiap Pilkada, Hasyim meminta agar warga NU tidak terpecah belah karena alasan berbeda pilihan politik. Ia mengimbau kepada warga nahdliyin agar mampu memahami proses Pilkada tersebut sebagai bagian dari belajar berdemokrasi, bukan bagian dari konflik.

“Pemilihan yang beda harus bisa menjadi bagian dari demokrasi. Bukan menjadi bagian dari konflik. Sehingga dia berbeda hanya waktu memilih. Tidak boleh terjadi polarisasi,” ungkap Hasyim.

Hasyim bisa memahami jika terjadi konflik horisontal di dalam masyarakat akibat Pilkada itu. Karena, menurutnya, bangsa Indonesia memang baru belajar berdemokrasi dengan benar. “Tapi karena Pilkada ini baru diintrodusir, kemungkinan konflik itu pasti ada,” ujarnya.

Namun demikian, lanjut Hasyim, persoalan tersebut akan terselesaikan dengan sendirinya seiring dengan kesadaran politik masyarakat yang semakin tinggi. “Nanti, lama-lama, mereka akan mapan dengan sendirinya. Karena melihatnya sebagai bagian dari pilihan, bukan bagian dari polarisasi,” terangnya.

Hasil penghitungan suara cepat atau quick count yang dilakukan Jaringan Isu Publik (JIP) dengan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menunjukkan pasangan Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar memperoleh suara terbanyak. Keduanya memperoleh perolehan suara sekitar 39,27 persen suara.

Hasil perhitungan suara sampai Selasa sore yang dilaporkan kepada Komite Independen Pemilihan (KIP) menunjukkan Pasangan Irwandi Yusuf/M Nazar dinyatakan unggul dalam perolehan suara di lima kabupaten, yakni Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Barat, dan disusul Kabupaten Aceh Besar, Aceh Singkil, Kabupaten Gayo Lues, dan Kabupaten Pidie. 14 Kabupaten lainnya belum memberikan laporan.

Irwandi Yusuf adalah mantan senior representatif GAM di Aceh Monitoring Mission (AMM/Tim Pemantau Aceh) Sedangkan Muhammad Nazar adalah mantan ketua Presidium Sentra Informasi Referendum Aceh (SIRA). (rif)