Warta

Pemimpin Muslim Amerika Syaikh Kabbani Masuk NU

Jumat, 5 Maret 2004 | 09:32 WIB

Jakarta, NU Online
Ada yang menarik  usai penutupan acara the Internasional Converence of Islamic Sholars (ICIS) di Jakarta Convention Center, Rabu (25/02) lalu. Seorang pemimpin Islam dari Amerika Serikat  Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani menyatakan masuk organisasi Nahdlatul Ulama. “Saya tertarik dengan Nadlatul Ulama. Saya rasa ada banyak kesamaan antara saya dan NU. Saya masuk NU saja,”katanya di hadapan Ketua PBNU H Rozy Munir, M.Si.

Keinginan  Kabbani  itu langsung ditanggapi serius oleh mantan menteri BUMN pada kabinet Gus Dur tersebut. “Kami akan mengangkat beliau sebagai anggota kehormatan pertama di Amerika,”ujar Rozy yang juga dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu.

<>

Wartawan NU Online   yang menyaksikan langsung  pernyataan  tersebut seketika melakukan konfirmasi kepada Kabbani. “Anda ingin menjadi anggota NU dan akan membuka kantor perwakilan  di Amerika?” “Tentu saja, kenapa tidak?”jawabnya disambut tawa kegembiraan beberapa  cendikiawan  yang terlibat dalam pembicaraan.

Sementara itu, Ketua PBNU H Ahmad Bagja di tempat terpisah menyatakan kegembiraannya atas kesediaan  Syaikh Hisyam Kabbani menjadi anggota kehormatan NU. “Sebenarnya dia sudah NU sejak lama,”jelas mantan ketua PB PMII itu.

Keterangan H Ahmad Bagja tersebut cukup beralasan. Sebab, jika diperhatikan, saat pembacaan doa penutupan acara ICIS  yang dilakukan oleh tiga ulama terkemuka dunia, yaitu Syaikh Wahbah Zuhaili dari Syiria, Syaikh Tashgiri dari Iran, dan Syaikh Kabbani, pemimpin sufi Amerika ini mengakhiri doa dengan bacaat qunut.  Doa qunut  adalah doa yang dibaca pada rakaat terakhir shalat subuh. Doa ini seakan menjadi  ciri pembeda antara NU dan bukan NU di Indonesia.

Syaikh Kabbani adalah seorang sarjana teknik kimia dari Universitas Amerika di Bairut, kemudian belajar ilmu kedokteran di Belgia. Perjalanan intelektual Kabbni kemudian mengantarkannya di Fakultas Hukum Universitas Damascus Syiria. Pada beberapa tahun terakhir perjalan spiritual Kabbani lebih  menonjol hingga memimpin  thariqot Naqsabandi Haqqani di Amerika.

Sebagai seorang pemimpin muslim di negeri adi daya, ia kemdian banyak terlibat dalam pergumulan antara pemimpin dunia. Tercatat ia pernah menjadi pembicara dan peserta pada pertemuan internasional di  sejumlah negara seperti  di Sepanyol, di Malaysia dan pada tahun 2003 hadir dalam suatu pertemuan dengan ribuan umat Islam di Masjid Istiqlal Jakarta. Selamat Datang, Nawwarakumullah! (ma)