Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan segera mengevaluasi kinerja partai menyusul kekalahan pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur, Agus Suyitno-Kholiq Arif, dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah pada Ahad (22/6) lalu.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR RI, Effendy Choirie, kepada wartawan di Gedung DPR/MPR RI Jakarta, Senin (23/6) kemarin.<>
Effendy menilai, kekalahan itu tidak terlepas dari konflik di internal PKB yang hingga kini belum usai. Karena itu, sudah saatnya PKB melakukan evaluasi internal dan rekrutmen keder/figur untuk kepentingan Pilkada di berbagai daerah di masa mendatang.
Selain itu, menurut Wakil Ketua Umum DPP PKB tersebut, kesenjangan komunikasi antara partainya dengan Nahdlatul Ulama (NU) yang massanya merupakan pendukung utama PKB, juga menjadi faktor tersendiri.
Ia mengaku menyadari fenomena kekuatan NU yang terpecah, terutama dalam kasus Pilgub Jawa Timur yang bakal dihelat pada 23 Juli nanti. Sebab, terdapat empat orang peserta Pilgub yang semua berlatar belakang Nahdliyin (sebutan untuk warga NU), yakni, Cagub Achmady, Cagub Khofifah Indar Parawansa, Cawagub Saifullah Yusuf dan Cawagub Ali Maschan Moesa.
“Jadi, terbaginya suara NU ke-4 calon itu saja sudah menunjukkan tidak solidnya suara NU sebagai basis PKB di Jatim,” ujar Effendy.
Karena itu, ia berharap seluruh elit PKB dari pusat hingga daerah melakukan introspeksi terhadap berbagai kekalahan dalam Pilkada. Saat ini, katanya, dibutuhkan figur yang benar-benar merakyat. Selain itu juga kerja keras dan solidnya partai.
Data Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dan Jaringan Isu Publik (JIP) menyebutkan, pasangan Cagub dan Cawagub Jateng yang diusung PKB, Agus Suyitno-Kholiq Arif, hanya didukung 5,6 persen suara kalangan Nahdliyin.
Lalu, Mohamad Adnan (Ketua [nonaktif] Pengurus Wilayah NU Jateng) yang berpasangan dengan Bambang Sadono dan diusung Partai Golkar, hanya meraup 33,4 persen suara kalangan Nahdliyin.
Sementara, pasangan Cagub dan Cawagub besutan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Bibit Waluyo-Rustriningsih, memperoleh dukungan lebih banyak dari pada lainnya, yakni, 39,5 persen. Padahal, keduanya sama sekali tidak berlatar belakang NU. (nif)
Terpopuler
1
Menag Nasaruddin Umar akan Wajibkan Pramuka di Madrasah dan Pesantren
2
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
3
Kiai Ubaid Ingatkan Gusdurian untuk Pegang Teguh dan Perjuangkan Warisan Gus Dur
4
Pilkada Serentak 2024: Dinamika Polarisasi dan Tantangan Memilih Pemimpin Lokal
5
Dikukuhkan sebagai Guru Besar UI, Pengurus LKNU Jabarkan Filosofi Dan Praktik Gizi Kesehatan Masyarakat
6
Habib Husein Ja'far Sebut Gusdurian sebagai Anak Ideologis yang Jadi Amal Jariyah bagi Gus Dur
Terkini
Lihat Semua