Jakarta, NU Online
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengaku tak peduli jika Barat marah terhadap negaranya jika program pengembangan nuklirnya terus dilanjutkan. “Tak penting mereka (Barat) marah,“ tegasnya.
Hal itu ia sampaikan di hadapan para hadirin peserta silaturrahmi antara Presiden Iran Ahmadinejad dengan sejumlah ulama dan tokoh nasional di Kantor PBNU di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jum’at (12/5) menanggapi kemungkinan reaksi keras Barat terhadap negaranya.
<>Diceritakan Presiden Ahmadinejad, pernyataan tegas itu ia sampaikan juga kepada tim dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) yang memeriksa program nuklirnya beberapa waktu lalu.
Bagi Presiden Ahmadinejad, saat ini sudah tak ada lagi istilah negara adikuasa, layaknya Amerika Serikat (AS), yang mampu menghegemoni dan mendominasi negara lain. “Masa keadidayaan sudah berlalu. Masa kolonialisme sudah berlalu. Ketahuilah, bangsa Islam saat ini sudah bangkit,“ tegasnya disambut tepuk tangan para hadirin yang memenuhi ruangan pertemuan tersebut.
Diceritakan Presiden Ahmadinejad, kepada tim IAEA, ia mempertanyakan mengapa Iran dilarang mengembangkan program nuklir, sementara banyak negara-negara lain, termasuk AS sendiri juga melakukan hal yang sama.
“Kalau nuklir dianggap buruk, kenapa kalian (Barat) memiliki. Kalau memang nuklir dianggap baik, kenapa kita (Iran) tidak boleh,“ ungkap Ahmadinejad yang sekali lagi disambut tepuk tangan hadirin.
Dipersoalkannya nuklir Iran oleh AS dan sekutunya, menurut Presiden Ahmadinejad, menunjukkan bahwa Barat tidak rela jika terjadi kemajuan di Iran dan dunia Islam. Kemajuan yang ia maksud terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Padahal, menurutnya, setiap bangsa dan juga setiap negara di dunia memiliki hak untuk maju, tak terkecuali Iran. “Soal energi nuklir Iran, logika sederhananya, setiap negara memiliki hak untuk maju. Setiap negara memiliki hak untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,“ terangnya. (rif)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
2
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
3
Awal Ramadhan, Gus Baha Pilih Ikut Keputusan Pemerintah, Apresiasi Perbedaan
4
Anggaran Pendidikan Dipangkas, BEM PTNU DIY: Pemerintah Korbankan Hak Rakyat
5
Muncul Ajakan Cuti Bersama, Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Aksi Indonesia Gelap Hari Ini
6
Arab Saudi Berikan 100 Ton Kurma Ramadhan untuk Indonesia
Terkini
Lihat Semua