Warta RAPAT PLENO PBNU

Serangan Amerika ke Timur Tengah Juga Dibahas

Ahad, 27 Maret 2011 | 01:03 WIB

Yogyakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menegaskan jika tidak mudah mengalahkan Presiden Libya M. Khadafi, karena dia itu presiden yang dicintai rakyatnya. Sehingga berbeda dengan Irak, di mana Saddan Hussein dimusuhi oleh rakyatnya. Karena itu memerangi Khadafi tidak semudah memerangi Saddam Hussein.

“Saya yakin, serangan tentara koalisi ini masih panjang dan Khadafi tetap kuat sebagai pimpinan Libya, karena dia dicintai oleh rakyatnya,” ujar Said Aqil Siradj pada wartawan di Pesantren Krapyak, Yogyakarta, Sabtu (26/3) malam<>.

Serangan tentara koalisi terhadap Libya dan Negara-negara Timur Tengah itulah antara lain yang juga akan dibahas dalam Rapat Pleno PBNU yang berlangsung pada Ahad-Senin (27-28/3) ini. Menurutnya, kelompok-kelompok Libya yang menyerang Khadafi saat ini adalah teman-temannya sendiri, yang dulu seperjuangan melawan penjajahan.

Menurut Said Aqil, sejak dulu Khadafi tidak disenangi oleh para pemimpin Arab, karena dia berhasil membangun negerinya, dengan kekayaan minyak yang melimpah dan dengan kualitas paling baik di dunia. Oleh sebab itu, wajar jika negeri Arab sendiri tidak menyukai dengan kesuksesan Khadafi.

Sementara, tentara koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat menurut Kang Said, juga karena melihat kekayaan minyaknya yang melimpah dan bagus tersebut. Namun, pihaknya yakin memerangi Khadafi tidak semudah memerangi Saddan Hussein. “Memerangi Khadafi masih butuh waktu panjang,“ katanya.(amf)