Tayangan bertema Ramadhan di televisi dinilai jauh dari semangat puasa. Sebagian besar tayangan yang disuguhkan lebih mengedepankan sisi hiburan dan komersialisasi Ramadhan dan puasa ketimbang semangat puasa sendiri.
Penilaian itu disampaikan Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM NU), Muhammad Cholil Nafis, dalam berbincangan dengan NU Online, di Jakarta, Selasa (15/09).<>
Menurutnya, karena hanya mengedepankan hiburan dan sisi komersial, program acara Ramadhan justru semakin jauh dengan semangat puasa Ramadhan sendiri.
Apa yang disuguhkan televisi, lanjut Cholil, penuh dengan nuansa hura-hura. Padahal, kata Cholil, salah satu semangat puasa Ramadhan adalah membangun kepekaan terhadap masalah sosial. “Mestinya, isinya tayangannya lebih pada semangat Ramadhan,” katanya.
Diakuianya, ada beberapa acara yang sangat bagus, seperti pengajian kitab Tafsir Al Misbah oleh yang diasuh KH M Quraish Shihab. Program yang ditayangkan salah satu televisi swasta nasional itu cukup digemari masyarakat. Selain sesuai dengan semangat Ramadhan, acara tersebut juga mencerdaskan pemirsa televisi.
“Acaranya sangat bagus Itu yang nonton dan juga mendidik,” jelas Sekretaris Majlis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta itu. (rif)
Terpopuler
1
Menag: Tahun Ini Insyaallah Jadi Haji Akbar, Pahala 70 Kali Lebih Besar dari Haji Biasa
2
Khutbah Jumat: Keistimewaan Berbagi Kebahagiaan
3
Khutbah Jumat: Hikmah Diutusnya Para Nabi dan Diturunkannya Kitab-kitab
4
Larangan Penyalahgunaan Wewenang Keagamaan dalam Islam
5
Kegemaran KH Musthofa Aqil Siroj Baca Surat Al-Ikhlas
6
Alumni Pondok Tremas Jadi Pengusaha Konveksi, Ajaran di Pesantren sebagai Fondasi Bangun Usaha
Terkini
Lihat Semua