3 Amalan yang Dicintai Allah, Terlebih Dilaksanakan di Bulan Ramadhan
Selasa, 11 Maret 2025 | 13:00 WIB

Pengurus Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) KH Tian Kamaludin dalam Acara Kajian Dzuhur di Masjid An-Nahdlah PBNU, Jakarta Pusat pada Senin (10/3/2024).
Jakarta, NU Online
Pengurus Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) KH Tian Kamaludin menyebutkan terdapat tiga amalan yang dicintai Allah swt. Hal tersebut ia sampaikan dalam Acara Kajian Dzuhur di Masjid An-Nahdlah PBNU, Jakarta Pusat pada Senin (10/3/2024).
“Inilah tiga amalan yang paling dicintai Allah swt yang apabila kita laksanakan khususnya di bulan yang penuh berkah ini, di bulan Ramadhan, maka mendatangkan kecintaan dari Allah swt,” ujar Kiai Kamaludin.
Pertama, shalat di awal waktu. Kiai Kamaludin menyampaikan bahwa shalat merupakan tiang seorang Muslim yang taat memeluk agama Islam.
“Barang siapa mendirikan shalat, maka sesungguhnya dia telah mendirikan agama Islam dan barang siapa meninggalkan shalat, maka sesungguhnya dia telah menghancurkan agama Islam,” katanya.
“Inilah dasar daripada seorang Muslim, orang mengatakan dirinya Muslim kalau orang tersebut tidak shalat maka tidak ada artinya. Dia mau zakat sebanyak apa pun bahkan puasa Ramadhan pun, dia pergi haji tiap tahun, tapi shalat tidak dilaksanakan maka tidak ada apa-apanya di hadapan Allah swt,” lanjutnya.
Kedua, berbakti kepada orang tua atau birrul walidain. Ia menyampaikan bahwa sebagai anak maka penting untuk birrul walidain kepada orang tuanya yang telah banyak berkorban untuk anak-anaknya.
Baca Juga
Amalan dari Rasulullah agar Hafalan Kuat
“Rasulullah menyampaikan birrul walidain, berbuat baik kepada kedua orang tua yang masih punya, berbakti kepada mereka, sayangi mereka, kasihi mereka,” katanya.
Kiai Kamaludin mengatakan bahwa pengorbanan seorang ibu dan bapak kepada anak-anaknya tidak pernah berhenti dan tulus menyayangi.
“Dulu pengorbanan ibu melahirkan kita mulai mengandung, melahirkan mempertaruhkan nyawa, menyusui, memberikan makanan, memfasilitasi yang terbaik, tanpa menginginkan imbalan sedikit pun,” katanya.
“Begitu juga Bapak, siang malam berusaha, berikhtiar mencari nafkah, menjemput rezeki dari Allah swt hanya demi keluarganya, hujan panas tetap dijalani semuanya untuk keluarganya,” lanjutnya.
Ia mengingatkan untuk tidak berkata kasar kepada orang tua. “Bahagiakan mereka, kalau belum mampu, minimal jangan sakiti mereka, jangan pernah menyakiti hatinya, kita ngomong ‘ah’ saja tidak boleh apalagi sampai menyakiti hati mereka,” ucapnya.
Alumnus Universitas Lebanon itu menyampaikan jika orang tua telah meninggal dunia, maka harus senantiasa mendoakannya paling tidak saban selesai shalat. Syukur jika dapat menziarahi kuburnya setiap Jumat.
“Kalau tidak bisa seminggu sekali, sebulan sekali, kalau kuburannya jauh minimal setahun sekali. Jangan sampai kita tidak pernah berziarah kepada kedua orang tua kita, ziarah itu sunnah Rasulullah orang yang di alam kubur itu menanti doa-doa kita,” lanjutnya.
Ketiga, jihad di jalan Allah. Kiai Kamaludin menyampaikan bahwa jihad tidak selalu berperang, tetapi dapat diartikan bersungguh-sungguh berjuang di jalan Allah, seperti pergi ke masjid untuk shalat berjamaah dan mendengarkan kajian. Mencari nafkah juga termasuk ke dalamnya.
“Rutinitas setiap hari dilaksanakan mencari nafkah, menjemput rezeki dari Allah swt karena sebagai kepala rumah tangga, ini bernilai jihad di jalan Allah swt, setiap langkah yang kita jalani dinilai pahala oleh Allah swt,” ujarnya.
“Setiap Muslim yang berniat jihad fi sabilillah kemudian di pertengahan jalan dipanggil oleh Allah swt, insyaallah orang tersebut mendapatkan pahala syahid di jalan Allah swt,” lanjutnya.