Kang Said: Bela Tanah Air Dulu, Baru Perjuangkan Nilai Islam
Selasa, 13 November 2012 | 02:35 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengungkapkan, tanah air Indonesia bagi para kiai NU adalah syarat utama kehidupan dimana umat Islam berkiprah di dalamnya. “Karena itu, membela tanah air dulu, baru memperjuangkan nilai Islam di dalamnya,” katanya.<>
Dalam orasi kebudayaan yang disampaikan pada ‘Peringatan Hari Pahlawan dan Resolusi Jihad fi Sabilillah, ‘Meluruskan Sejarah yang Terlupakan’,’ di lantai dua Gedung Wisma Syahida UIN Jakarta, Senin (12/11) malam, Kang Said mengungkapkan, para kiai sadar akan pentingnya sebuah tanah air baik dilihat sebagai wilayah geografis maupun politis, ekonomis.
Maka para kiai NU bergerak dengan segala cara untuk mempertahankan tanah air dari serangan tentara Inggris di Surabaya. Menurut Kang Said, ini membuktikan kedalaman dan keluasan paham para kiai terhadap kehidupan lingkungan mereka.
“Yang selalu dianjurkan para kiai itu ya membela tanah air,” seru Kang Said di hadapan sedikitnya empat ratus hadirin yang dihadiri kebanyakan oleh mahasiswa dan aktivis partai PKB.
Setelah jatuhnya kekuatan Jepang yang kemudian disusul masuknya pasukan Sekutu, Amerika dan Inggris berikut tentara sewaannya, para kiai NU se-Indonesia berkumpul di Surabaya pada 21 Oktober 1945 untuk menanggapi persoalan kedaulatan wilayah Indonesia yang baru dua bulan diproklamasikan.
Rapat yang dipimpin oleh KH. Abd. Wahab Chasbullah, menghasilkan putusan yang dikenal sebagai Resolusi Jihad fi Sabilillah. Pada 22 Oktober 1945, KH. Hasyim Asy‘ari, Rois Akbar NU membacakan putusan Resolusi Jihad yang kemudian mendorong benturan-benturan massa di Surabaya pada 25, 26, 27 Oktober hingga puncaknya 10 November 1945.
Redaktur: A. Khoirul Anam
Penulis : Alhafiz Kurniawan