Warta

Film Karya Santri Dapat Respon Luar Biasa di APCRSH

Jumat, 9 Desember 2005 | 13:21 WIB

Jakarta, NU Online
Film pendek tentang kehidupan pesantren yang diambil sendiri oleh para santri di pesantren Wahid Hasyim Bangil memperoleh respon luar biasa saat diputar dalam forum The 3th Asia Pacific Conference for Reproductive and Sexual Health (APCRSH) atau konferensi tentang kesehatan reproduksi dan seksual yang diselenggarakan di Malaysia 17-21 November lalu.

Anggi, Staff Lembaga Kesejahtaraan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) yang mengikuti konferensi tersebut mengatakan bahwa sambutan meriah tersebut dikarenakan selama ini ada persepsi sulit untuk melibatkan para pemimpin agama agar lebih sensitif dalam masalah tersebut seperti yang terjadi di Pakistan. ”Karena itu salah satu rekomendasi kami adalah bagaimana mendorong komunitas agama untuk lebih sensitif dalam masalah kesehatan reproduksi,” paparnya.

<>

Film yang berdurasi sekitar 10 menit tersebut menceritakan persoalan seorang remaja putri yang menjelang masa puber. Ia tidak tahu bagaimana tiba-tiba keluar darah dari kemaluannya yang ternyata merupakan darah haid. Juga terdapat dialog tentang berbagai mitos tentang haid yang beredar di masyarakat yang sebenarnya tak terbukti.

”Film tersebut sangat penting untuk untuk pendidikan remaja, didalamnya juga diungkap dasar-dasar agama dari qur’an dan hadist maupun pengetahuan umum. Biasanya remaja hanya curhat ke temannya saja,” imbuhnya.

Masalah kurangnya pengetahuan reproduksi yang ada dalam film tersebut sebenarnya merupakan masalah yang umum dihadapi oleh remaja di Indonesia baik di pesantren maupun dikalangan masyarakat umum. Karena itu peningkatan pengetahuan tersebut sangat penting.

LKKNU yang saat ini memiliki program peningkatan pengetahuan reproduksi bagi santri di Bangil dan Cirebon tersebut juga menghadirkan salah satu peer educator dalam forum tersebut. ”Suara dari remaja secara langsung sangat penting agar kita tahu apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh mereka,” imbuhnya.

Rekomendasi lain untuk pengembangan kesehatan reproduksi adalah peningkatan keterlibatan remaja mulai dari desain awal seperti materi apa yang dibutuhkan, masalah pacaran, jatuh cinta, jerawat, dan lainnya.

Film ini merupakan satu dari empat film yang dibuat oleh para santri di Bangil. LKKNU membantu para santri termasuk bagaimana mendokumentasikan berbagai kegiatan yang mereka lakukan agar tidak tergantung pada fihak lainnya. Mereka belajar membuat film dibantu oleh Sandy Suri, salah satu pembuat film independen profesional dari London pada bulan September lalu.(mkf)


Terkait