Israel, Sabtu (4/10) kemarin, menuding Korea Utara (Korut) telah mengirim dan memberikan nuklir atau senjata pemusnah massal kepada enam negara di Timur Tengah (Timteng) yang mengabaikan komitmen pengawasan-senjata.
Negara Yahudi itu berbicara ketika sidang ke-145 negara badan nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional, mensahkan resolusi yang dengan suara bulat minta Korut untuk membalikkan langkah yang negara itu ambil untuk menghidupkan kembali program bom atomnya yang telah ditutup.<>
Israel sendiri adalah sasaran dari dua rancangan resolusi yang disponsori Arab yang diperselisihkan dengan hangat di majelis itu, yang mendesaknya untuk melepaskan monopoli senjata nuklirnya di Timteng, bergabung dengan Pakta Non-Proliferasi (NPT) dan menerima pemeriksaan penuh IAEA.
Israel mengatakan, ada enam negara Timteng yang telah memperoleh senjata hari kiamat itu dan rudal balistik secara rahasia dari Korut, sementara mengabaikan komitmen sebagai anggota NPT dan rezim pengawasan senjata lainnya.
"Pada waktu masyarakat internasional memusatkan perhatian pada aktivitas nuklir Korea Utara dan tidak memenuhinya perjanjian penjagaan keamanannya, Timur Tengah berada di akhir penerimaan praktik sembrono Korea Utara itu," utusan Israel, David Danieli, mengatakan pada pertemuan global di Wina, Austria, itu. demikian ditulis Reuters.
"Korea Utara telah lama menjadi sumber pengembangbiakan senjata pemusnah massal yang berbahaya dan rudal balistik di Timur Tengah," katanya.
Para pejabat intelijen dan pakar non-proliferasi mengatakan bahwa Iran, Suriah, Libya dan Irak di bawah Saddam Hussein diperkirakan telah menerima bantuan militer Korut, beberapa dapat digunakan untuk senjata pemusnah-massal, pada masa lalu.
Ia mengatakan ada bukti yang meningkat bahwa negara-negara itu "berusaha menyamai atau melebihi praktik tak sah yang berbahaya" dari Korut tersebut, yang meninggalkan NPT pada 2003 dan mengembangkan bom atom. "Kami minta perhatian masyarakat internasional pada perkembangan berbahaya itu dan konsekuensinya," katanya.
Iran sedang dalam penyelidikan IAEA menyangkut tuduhan intelijen mengenai penelitian bom atom rahasianya. Suriah di bawah penelitian cermat IAEA karena laporan AS bahwa negara itu hampir membangun reaktor penghasil-plutonium sebelum pesawat perang Israel membom tempat itu satu tahun lalu.
Iran dan Suriah, musuh Israel, membantah tuduhan itu. Libya telah melepaskan program senjata nuklirnya pada 2003.
Utusan AS, Chris Hill, telah mengakhiri tiga hari pertemuan dan pembicaraan di Korut, Jumat lalu, yang ditujukan menyelamatkan perjanjian denuklirisasi yang akan runtuh. Hill mengatakan, pembicaraan itu substantif tapi tidak mengatakan apakah ia berhasil memengaruhi Pyongyang untuk melepaskan rencananya untuk memulai lagi kompleks nuklirnya. (dar)