Warta

Mengenang Kiai Wahab Melalui Foto dan Dokumen Bersejarah

Senin, 12 Desember 2005 | 02:31 WIB

Jombang, NU Online
34 tahun yang lalu, tepatnya 29 Maret 1971 perintis dan penggerak organisasi Nahdlatul Ulama (NU) KH Wahab Chasbullah meninggal dunia pada usia 83 tahun. Kiai Wahab Chasbulah alias Mbah Wahab, adalah santri sekaligus kiai yang mengkoordinir perkumpulan-perkumpulan kaum pesantren yang merupakan cikal bakal organisasi NU, seperti Nahdlatul Wathon, Tasywirul Afkar, Syubbanul Wathon, Nahdlatut Tujjar dan Komite Hijaz.

Peringatan haul ke 34 Kiai Wahab Chasbullah diantaranya diisi dengan dengan pameran foto-foto dan dokumen-dokumen penting seputra kiprah Kiai Wahab Chasbullah, serta serta biografinya. Pameran diadakan di ruang TK Muslmat Tambak Beras Jombang, mulai Jum’at (9/12) yang berlangsung sampai Minggu (11/12).

<>

”Anak-anak dan cucu-cucu Mbak Wahab sudah besar-besar, tapi banyak yang dha tahu sepak terjang perjuangan beliau. Pameran ini mempunyai maksud biar warga NU tahu sejarahnya para tokoh NU dulu. Pameran ini masih terbatas, insyaallah haul tahun berikutnya akan lebih banyak lagi,” kata KH Hasib Wahab, salah seorang putra Kiai Wahab yang kini menjadi anggota DPR RI usai meresmikan pembukaan pameran.

Koordinator pameran Satiri Ahmad, selain untuk membuka kembali ingatan keluarga dan santri soal ketokohan Mbah Wahab, pameran itu dimaksudkan untuk menggugah kesadaran pentingnya dokumentasi di kalangan warga nahdliyyin. Pameran juga menggelar foto-foto, kaset dan rekaman pidato para tokoh NU, serta dokumen-dokumen penting seprutar kiprah organisasi NU tempo dulu.

”Saya sangat bahagia, pameran ini disambut dengan antusias oleh keluarga, santri dan alumni pesantren. Bahkan banyak diantara keluarga yang belum pernah tahu foto-foto dan dokumentasi yang dipamerkan. Kami berharap pameran ini disambut baik dan didukung oleh para tokoh NU,” kata Satiri yang juga koordinator dokumentasi PP Lakpesdam Jakarta tersebut.

Menurutnya, sementara ini warga NU masih belum banyak yang bergairah untuk menyimpan, apalagi mengumpulkan dokumentasi NU yang biasanya baru dirasa penting pada sekian tahun kemudian.

Beberapa peninggalan sejarah penting yang dipamerkan antara lain tanda penghargaan dari presiden Soekarno kepada Kiai Wahab sebagai anggota DPRGR, dokumen pendirian Nahdlatut Tujjar (perkumpulan dagang pesantren) yang tertulis dalam bahasa Arab sekaligus terjemahannya, seurat kepada raja Ibnu Saud di Saudi Arabia yang akan dikirimkan melalui kepanitiaan kecil bernama Komite Hijaz dan statuten atau surat pengesahan pendirian organisasi NU oleh pemerintah Belanda berikut salinanya, serta foto-foto keakraban Kiai Wahab dengan Bung Karno.(nam)


Terkait