Surabaya, NU Online
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur Ali Maschan Moesa meragukan keseriusan niat DPR RI yang akan menggelar sidang interpelasi dengan agenda meminta keterangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait kasus semburan lumpur panas PT Lapindo Brantas di Sidoarjo, Jatim.
Karena itu, ia pun meragukan sidang tersebut bakal sukses. Menurutnya, interpelasi Lapindo nasibnya tak akan jauh berbeda dengan sidang interpelasi sebelumnya dalam kasus dukungan pemerintah Indonesia terhadap Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) nomer 1747 tentang perluasan sanksi pada Iran.
<>Hal tersebut diungkapkan Ali—begitu panggilan akrab Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Husna, Jemursari, Surabaya, itu—kepada NU Online di Surabaya, Jatim, Rabu (20/6).
Ali mencontohkan sidang interpelasi sebelumya. Meski sudah mendapatkan banyak dukungan dari anggota parlemen dan memenuhi syarat untuk diajukan, kenyataannya justru makin tidak jelas. “Anggota DPR-nya disuruh serius, tapi ketua partainya dipanggil Presiden, what next (berikutnya apa)?” katanya tanpa menyebut ketua partai yang dimaksud.
Doktor Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya, itu, menengarai tanda-tanda bahwa Presiden Yudhoyono selalu berusaha agar interpelasi itu tidak terlaksana, para pimpinan partai sudah memenuhi panggilan Presiden. “Saya kok mencium gelagat seperti itu, mereka hanya melakukan lobi-lobi saja,” tandasnya.
Namun demikian, ia sangat berharap kepada pemerintah agar segera menentukan sikap dan melakukan langkah nyata bagi upaya penyelesaian bencana yang telah melumpuhkan perekonomian Jatim itu. Para korban Lapindo, katanya, sudah sedemikian menderita akibat ketidakjelasan penanganan pemerintah.
Kepada para wakil rakyat di DPR RI, ia berharap agar mereka tidak memanfaatkan bencana lumpur panas tersebut untuk kepentingan pribadi maupun kelompok. “Mudah-mudahan mereka (anggota DPR RI) serius, sebab masyarakat sudah lama menderita dan tak mendapatkan kepastian,” tuturnya.
“Jangan main-main dengan kasus lumpur Lapindo, karena masyarakat sudah lama terzalimi, doanya manjur, lho,” imbuh Ali yang juga pengajar pada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, itu. (sbh)