Warta

Yenny Gus Dur Bermalam di Pengungsian Korban Lumpur Lapindo

Jumat, 15 Juni 2007 | 10:47 WIB

Surabaya, NU Online
Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau lebih dikenal dengan Yenny Gus Dur, dijadwalkan pada Jumat (16/6) ini bermalam di pengungsian korban luapan lumpur panas dari proyek PT Lapindo Brantas Inc. di Pasar Baru Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Hal itu diungkapkan Yenni Gus Dur ketika mengunjungi Pos Komando (Posko) Gus Dur di lokasi pengungsian Pasar Baru Porong, Sidoarjo, Jumat.

<>

Putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu mengatakan bahwa dirinya ingin melihat secara langsung kehidupan korban luapan lumpur Lapindo di pengungsian, serta ikut menikmati makan nasi bungkus, mengusir kerubutan nyamuk dan berkomunikasi dengan mereka.

Dalam kesempatan itu, Yenni juga menjelaskan kembali tentang pengunduran dirinya sebagai staf khusus bidang komunikasi politik Presiden, dan akan berkonsentrasi untuk kepentingan masyarakat dalam posisinya sebagai Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa.

Menurut Yenny, pengunduran dirinya sudah diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, setelah dirinya bertemu Presiden dan membicarakan masalah tersebut di Jakarta hari ini.

Dalam pertemuan itu, Yenny menjelaskan bahwa posisinya sebagai Sekjen PKB akan membuatnya sulit untuk bekerja secara penuh sebagai staf khusus presiden.

"Sulit bagi saya untuk merangkap jabatan, karena tidak akan adil bagi keduanya. Untuk mengabdi pada masyarakat tidak perlu berada di Istana," ucapnya.

Presiden, menurut dia, menerima pengunduran dirinya dan berpesan agar tetap menjaga hubungan silaturahmi. "Presiden juga menyampaikan salam kepada Gus Dur dan Ibu saya. Beliau tetap minta komunikasi selalu ada. Saya akan tetap datang ke Istana," ujarnya.

Menjawab pertanyaan wartawan apakah pengunduran dirinya itu merupakan dorongan ayahnya Gus Dur, Yenni menyatakan, pengunduran diri tersebut merupakan pilihan pribadi.

"Pengunduran diri ini merupakan keputusan saya, yang sudah meminta restu Gus Dur sebagai orang tua, dan pemimpin saya dalam partai," tegasnya.

Sebelumnya, Yenni diangkat sebagai staf khusus presiden pada Januari 2006, untuk membantu presiden di bidang komunikasi politik.

Pada 25 Mei lalu, dalam rapat DPP PKB, Yenny ditunjuk menjadi Sekjen PKB menggantikan Lukman Edy yang diangkat Presiden menjadi Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. (ant/sbh)