Daerah

26 Sekolah dan Sejumlah Dayah di Bireuen Tertimbun Lumpur Tebal, Warga Harap Uluran Relawan

NU Online  ·  Senin, 8 Desember 2025 | 16:00 WIB

26 Sekolah dan Sejumlah Dayah di Bireuen Tertimbun Lumpur Tebal, Warga Harap Uluran Relawan

Kondisi Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Aceh usai diterjang banjir. (Foto: NU Online/Helmi Abu Bakar)

Bireuen, NU Online

Banjir bandang yang melanda Kabupaten Bireuen beberapa hari lalu meninggalkan dampak berat, terutama pada sektor pendidikan. Hingga Ahad (7/12/2025), puluhan sekolah dan sejumlah dayah masih dipenuhi lumpur tebal dan belum dapat difungsikan kembali. Aktivitas belajar di berbagai lembaga pendidikan praktis lumpuh total.


Data Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV Bireuen mencatat, sebanyak 26 sekolah tingkat SMA, SMK, dan SLB terdampak parah. Derasnya arus banjir merusak pintu dan jendela, menghantam bangunan, serta membawa lumpur setebal 50 cm hingga 1 meter ke dalam ruang-ruang kelas. Sisa kayu, sampah, dan material banjir masih menumpuk di halaman serta lorong sekolah.


“Kondisi pascabanjir ini sangat memprihatinkan. Banyak ruang belajar yang tidak dapat digunakan dan peralatan sekolah rusak berat setelah terendam air,” kata Kepala Kacabdin Wilayah IV Bireuen, Abdul Hamid, usai meninjau sekolah di Kutablang, Makmur, dan Peusangan Siblah Krueng.


Selain kerusakan fisik, perangkat teknologi pembelajaran, buku kurikulum, serta komputer laboratorium juga rusak berat. Dalam kesempatan yang sama, Abdul Hamid menyerahkan bantuan untuk guru-guru terdampak. Namun ia menegaskan bahwa kebutuhan paling mendesak saat ini adalah tenaga relawan untuk membersihkan gedung sekolah.


“Guru dan siswa pun menjadi korban banjir. Mereka sedang membersihkan rumah masing-masing, sebagian masih di pengungsian. Karena itu kami sangat berharap dukungan relawan dari luar untuk mempercepat pemulihan,” ujarnya.


SLB Kutablang menjadi salah satu lembaga pendidikan yang terdampak paling parah dan hampir tidak dapat difungsikan dalam waktu dekat. Kondisi serupa terjadi di SMAN 1 Peusangan Selatan serta beberapa SMA/SMK di Kutablang dan Makmur.


Dayah Juga Lumpuh, Pembelajaran Terhenti

Selain sekolah formal, sejumlah dayah di Bireuen juga mengalami kerusakan berat. Kamar santri, perpustakaan, area wudhu, hingga meunasah tempat taklim terendam lumpur. Akibatnya, beit seumebeut atau kegiatan belajar kitab kuning terhenti sepenuhnya.


Tokoh pendidikan Nahdliyin sekaligus pimpinan dayah di Bireuen, Abah Iswadi, menyampaikan kekhawatiran mendalam.


“Ini bukan hanya persoalan ruang kelas yang kotor, ini tentang masa depan. Kalau sekolah dan dayah tidak segera dibersihkan, pendidikan anak-anak akan terhenti terlalu lama,” ujarnya.


Ia menegaskan bahwa kondisi ini membutuhkan lebih dari sekadar penanganan teknis. “Siapa pun yang mampu turun membantu, turun. Jangan tunggu instruksi. Lembaga pendidikan, baik sekolah maupun dayah, sama-sama membutuhkan uluran tangan,” imbaunya.


Jangan Biarkan Anak-anak Kehilangan Pendidikan

Wakil Ketua PCNU Bireuen yang akrab disapa Ayah Panti juga mengungkapkan keprihatinannya melihat kondisi sekolah dan dayah yang masih porak-poranda.


“Melihat sekolah dan pesantren penuh lumpur seperti ini sangat memilukan. Anak-anak sudah kehilangan buku, seragam, sebagian kehilangan rumah. Jangan biarkan mereka kehilangan sekolah juga,” ujarnya.


Pimpinan Dayah Harapan Umat Arongan menegaskan perlunya kolaborasi antara pemerintah, NGO, lembaga pendidikan, ormas Islam, dan masyarakat luas.


Dengan kondisi pendidikan yang masih lumpuh, ribuan pelajar di Bireuen belum dapat kembali belajar. Tanpa dukungan cepat dan gotong royong berbagai pihak, proses pemulihan diperkirakan akan berlangsung lama.


Ia menambahkan bahwa harapan besar kini bertumpu pada relawan, dermawan, dan solidaritas sosial agar pendidikan di Bireuen, baik sekolah maupun dayah, dapat segera pulih dan aktivitas belajar bisa kembali berjalan.


============

Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman Beranda atau via web filantropi di tautan berikut: filantropi.nu.or.id.


Penggalangan kepedulian juga dapat disalurkan melalui BCA 0683331926 atas nama Yayasan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah NU atau BSI 7779876777 atas nama PP LAZIS NU Non Zakat.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang