Daerah

Aksi Relawan NU dalam Mengevakuasi Korban dan Warga Terdampak Longsor

NU Online  ·  Senin, 24 November 2025 | 07:00 WIB

Aksi Relawan NU dalam Mengevakuasi Korban dan Warga Terdampak Longsor

Bencana longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah pada Selasa (18/11/2025) lalu. (Foto: BNPB)

Rembang, NU Online

Relawan NU yang bergabung dengan relawan lain berhasil satu per satu mengevakuasi korban longsor yang menerjang Cilacap dan Banjarnegara, Jawa Tengah pekan lalu. Beberapa relawan membagikan pengalaman mereka untuk dapat menemukan korban yang masih tertimbun akibat tanah longsor.


Ketua NU Care-LAZISNU Pono Suhayitno, menyampaikan bahwa tindakan yang sudah dilakukan para relawan NU di antaranya melakukan asesmen cepat di lokasi kejadian, memindahkan korban, mendirikan pos lapangan, dapur umum, menetapkan status tanggap darurat.


"Kami masih memantau perkembangan kondisi bencana alam setiap harinya. Semoga tidak ada lagi bencana alam susulan," harap Pono dihubungi NU Online, Ahad kemarin.

 

Pono menerangkan, evakuasi korban longsor di Banjarnegara pada Jumat menemukan 6 korban meninggal asal warga Desa Situkung setelah melalui proses evakuasi yang sangat panjang, di antaranya Esiah (22), Maruni (55), Karti (60), Nyonya X (belum teridentifikasi), Lipah (45), Warjono Lamar (65).

 

Sementara itu, relawan dari pendamping desa di wilayah Cilacap, Imam Hamidi, bencana longsor yang terjadi pada Kamis (13/11/2025) di Cibeunying, Majenang, Cilacap berdampak 46 orang menjadi korban. Di antaranya sebanyak 21 orang meninggal dunia, 23 orang selamat, dan 2 orang yang masih dicari, yakni Maysarah Salsabila (14) dan Vani Hayati Lanjarsari (12).

 

Ia juga mengatakan, jika misi utamanya adalah kemanusiaan. "Ini akan terus berlanjut dengan tetap memprioritaskan keamanan penyelamat," jelasnya.

 

Menurutnya, dalam proses penanganan bencana alam tentu terdapat tantangan yang bervariasi. "Tantangan terberat itu ada di cuaca dan alat evakuasi. Selain itu pada saat layanan kesehatan jauh dari lokasi bencana guna penyelamatan korban, serta material longsor yang menimbun korban mencapai kedalaman belasan meter meski alat berat mendukung," paparnya.


Menurutnya, momen berkesan selaku relawan ialah saat tim SAR menemukan korban. Ia menjelaskan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan selama melihat kondisi lingkungan sekitar area bencana alam.


"Lokasi itu harus dipulihkan sebagai area kawasan hutan konservasi. Demi keselamatan lokasi bencana tidak boleh untuk pemukiman alias berbahaya, zona merah. Keselamatan diri sendiri dan orang lain adalah prioritas utama," tutur Imam.


Imam Hamidi juga menjelaskan menjelaskan bahwa relawan harus tetap waspada, sabar, teliti. Relawan juga harus bisa bekerja sama dengan tim.


"Ditambah lagi mental harus berani, fokus, dan tidak menyerah walaupun memakan waktu cukup lama," tandasnya.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang