Tangerang, NU Online
Katib Syuriah PCNU Kota Tangerang KH Arif Hidayat mengungkapkan, dari aspek bahasa, hoaks itu bid’ah karena tidak ada di zaman Nabi. Namun, kasus hoaks pernah terjadi di zaman itu. Bahkan, karena hoaks itu membuat Rasulallah galau.
“Asbabun nuzul surat an-Nur ayat 11, yang bercerita tentang Siti ‘Aisyah yang ikut berperang bersama Rasulallah. Kalung istri Rasulallah itu jatuh di tengah jalan. Siti ‘Aisyah pun mencarinya hingga tertidur,” terang Kiai Arif dalam acara Seminar Nasional Hoaks dan Hate Speech di hall Atrium Mall Metropolis, (22/12).
Ia melanjutkan, di waktu yang sama, ada seorang sahabat yang bernama Shafwan ibn Muaththal juga tertinggal rombongan. Soffan pun mengantarkan Sayyidatuna ‘Aisyah ke Rasulallah.
Orang munafik bernama Abdullah bin Ubair memanfaatkan hal itu untuk menjatuhkan Nabi. Ia mengarang sebuah berita bohong, bahwa Siti ‘Aisyah melakukan perselingkuhan dengan Sofwan. Abdullah bin Ubair mengemas berita itu agar semua orang percaya dan seolah-olah benar terjadi. Sehingga berita itu tersebar dari mulut ke mulut dan sampai kepada Rasulallah.
“Dari kejadian itu, turunlah surat surat an-Nur ayat 11. Di akhir ayat disebutkan, Dan orang yang mengambil bagian terbesar akan mendapat siksaan yang besar pula. Jadi, Allah sangat mengutuk orang yang membuat berita palsu (hoaks). Para pelaku pembuat dan penyebar berita hoaks akan mendapatkan siksaan yang besar,” jelasnya.
Menurutnya, ancaman untuk ujaran kebencian (hate speech) juga ada dalam Al-Qur’an. Itu ada dalam surat al-Hujurat ayat 11. Al-Qur’an menyebutkan tiga istilah untuk kategori hate speech. kategori pertama adalah as-sukhriyah (merendahkan).
Menurut Syekh Fachrudin ar-Razi, as-sukhriyah adalah memandang seseorang dengan merendahkan. Kedua, al-lamzu yakni membicarakan keburukan orang tapi orangnya tidak ada. Ketiga, an-nabzu adalah memanggil dengan panggilan yang tidak mengenakkan.
Seminar yang diselenggarakan PAC GP Ansor dan MWCNU Tangerang itu dihadiri para santri, mahasiswa STISNU Nusantara, anggota Ansor, IPNU, IPPNU, pengurus MWCNU Tangerang dan pengunjung mal. (Suhendra/Abdullah Alawi)