Way Kanan, NU Online
Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Way Kanan, Lampung meluncurkan “gerakan bank darah hidup”. Ini sebagai sebagai solusi sulitnya mencari donor darah. Bahkan hal tersebut seringkali dipublikasikan masyarakat melalui jejaring dan media sosial.
Karenanya, Ketua PC GP Ansor Way Kanan Gatot Arifianto di Blambangan Umpu, Ahad (14/1), meluncurkan program ini. Baginya, ini sebagai pelaksanaan Nawa Prasetya yang mengharuskan kader Ansor dan Banser peduli terhadap nasib manusia tanpa memandang suku, bangsa, agama dan golongan.
"Ini merupakan langkah kecil. Kami akan mengawali di Kampung Bumi Baru yang berada di Kecamatan Blambangan Umpu pada Selasa 16 Januari,” katanya. Hal tersebut sekalian mengajak kader untuk melakukan donor darah dengan mendata dan mengelompokan kader sesuai golongan darahnya, lanjut pemilik gelar adat Lampung Ratu Ulangan itu.
Nantinya, setiap 10 kader dengan golongan darah A, B, AB atau O di satu kampung atau desa akan dipimpin satu orang. Tujuannya mempermudah jika ada masyarakat sekitar yang membutuhkan.
"Demikian juga jika dari sepuluh orang tersebut berikut keluarga membutuhkan darah dengan golongan sama, akan lebih cepat diketahui karena nama hingga nomer telepon tercatat semua," urai penggiat Gusdurian Lampung itu.
Kabupaten Way Kanan yang berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Provinsi Sumatera Selatan memang belum memiliki Unit Transfusi Darah (UTD) yang memadai. Sehingga muncul persoalan ketersediaan darah belum memenuhi kualitas dan kuantitas.
Sebagai pemuda tentu tidak dapat berpangku tangan melihat persoalan nyata tersebut. Langkah dapat diambil pemuda NU saat ini adalah dengan menghimpun pendonor sukarela sebagai "Bank Darah Hidup" dan bermitra dengan Palang Merah Indonesia (PMI).
"Jumlah kader Ansor di Way Kanan cukup besar. Bulan Desember 2017 saja bertambah sekitar 200 orang,” tandasnya. Diharapkan ketersediaan calon pendonor dapat terpenuhi bila sewaktu-waktu ada masyarakat yang membutuhkan. Namun demikian, keterlibatan masyarakat untuk berpartisipasi ke depan juga sangat diperlukan. Termasuk campur tangan pemerintah kampung hingga daerah, lanjutnya.
Gatot menambahkan, pihaknya hanya memantik nilai gotong royong yang dalam bahasa Lampung disebut Sakai Sambayan untuk terus menyala dan terjaga. Nilai-nilai luhur warisan nenek moyang jangan sampai hilang. “Masyarakat juga harus menjadikan donor darah sebagai gaya hidup karena memang bermanfaat menjaga kesehatan bagi dirinya sendiri,” tandasnya.
Apalagi faktanya, asam urat bisa sembuh dengan terapi mengeluarkan darah kotor seperti bekam dan memecah pembuluh darah vena yang disebut pashod. “Donor darah bermanfaat untuk kesehatan diri sendiri selain untuk menyelamatkan jiwa orang lain," pungkas Gatot Arifianto. (Nun Rizqia/Ibnu Nawawi)