Cerita Relawan NU Padang: Seorang Ibu Datang ke Posko Minta Doakan Anaknya yang Hilang
NU Online · Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB
Relawan NU bersama Rais Syuriah PWNU Sumatra Barat KH Sirotol Mustaqim saat berdoa, memenuhi permintaan seorang ibu untuk anaknya yang hilang terseret banjir, di atas Jembatan Gunung Nago, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatra Barat, pada Kamis (18/12/2025). (Foto: dok. GP Ansor Kota Padang)
Rikhul Jannah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Air sungai masih keruh ketika sore itu para relawan berdiri di atas Jembatan Gunung Nago, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Di bawah jembatan, arus mengalir deras membawa sisa kayu gelondongan dan lumpur, jejak banjir bandang dan longsor yang beberapa hari sebelumnya melanda kawasan itu. Namun, yang paling berat bukanlah puing-puing di sungai, melainkan duka tak kasatmata seorang ibu yang kehilangan anaknya.
Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP Ansor) Kota Padang, Sumatra Barat, Albert Reza Asril, masih mengingat jelas peristiwa itu. Di tengah kesibukan relawan GP Ansor dan Banser Tanggap Bencana (Bagana) mengevakuasi warga, mendirikan posko, serta membersihkan lumpur, seorang ibu datang ke posko NU Peduli dengan langkah tertatih. Wajahnya pucat dan matanya sembab.
Ibu itu tidak meminta makanan, pakaian, atau selimut. Permintaannya hanya satu, yakni doa untuk anaknya yang hilang terseret banjir.
“Paling mirisnya, dan paling sedih, ada ibu-ibu yang mendatangi Bagana, meminta untuk shalat ghaib, istighotsah di sana. Karena anaknya sampai hari ini nggak ditemukan,” ujar Albert kepada NU Online, Kamis (18/12/2025).
Peristiwa itu terjadi di Kecamatan Pauh, salah satu wilayah yang terdampak paling parah. Sungai di kawasan ini tidak hanya meluap, tetapi juga mengubah alur, menyeret rumah warga, dan meninggalkan ketidakpastian.
Sang ibu telah menunggu selama beberapa hari, tetapi upaya pencarian belum membuahkan hasil. Dalam situasi itulah, sang ibu memilih berserah dan meminta para relawan mendoakan anaknya.
Menurut Albert, permintaan ibu itu menjadi momen yang menghentikan sejenak hiruk-pikuk kerja kemanusiaan. Logistik dapat dihitung dan posko dapat dibangun, tetapi kehilangan seorang anak adalah luka yang tak terukur. Albert dan para relawan NU pun sepakat untuk memenuhi permintaan sang ibu.
“Kami mengundang relawan yang ada di posko wilayah Kota Padang untuk berdoa di sana dan shalat di sana,” ujarnya.
Doa bersama digelar di Jembatan Gunung Nago lama, sebuah titik yang kini menjadi saksi bisu tragedi banjir bandang. Jembatan itu dipilih karena di lokasi tersebut arus deras terakhir kali terlihat membawa dampak terparah dari bencana. Di tempat itulah harapan seorang ibu seakan menggantung, di tengah ketidakpastian nasib anaknya.
Istighotsah dan shalat ghaib dipimpin oleh Wakil Rais Syuriah PWNU Sumatra Barat KH Sirotol Mustaqim. Di bawah langit yang mulai meredup, para relawan berdiri rapat. Sebagian masih mengenakan sepatu bot yang berlumpur, sementara yang lain menggenggam helm dan rompi. Tidak ada komando keras atau teriakan. Lantunan doa mengalir pelan, menyatu dengan suara sungai di bawah jembatan.
“Itu dilakukan di jembatan itu yang ada di Kecamatan Pauh,” tutur Albert.
Albert menyebut keikhlasan sang ibu sebagai hal yang paling menggetarkan batin para relawan. Di tengah kehilangan yang mungkin tidak akan pernah terjawab, sang ibu tetap memohon satu hal sederhana, yakni agar anaknya didoakan.
“Keikhlasan orang tua di sana, walaupun dia nggak bisa lagi bertemu anaknya, sekurang-kurangnya orang tua di sana, untuk didoakan anaknya,” kata Albert.
Para dermawan dapat menyalurkan donasi melalui NU Online Super App dengan mengklik banner “Darurat Bencana” di halaman beranda atau melalui laman filantropi NU berikut: https://filantropi.nu.or.id/solidaritasnu.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Dari Musibah menuju Muhasabah dan Tobat Kolektif
2
Gus Yahya Berangkatkan Tim NU Peduli ke Sumatra untuk Bantu Warga Terdampak Bencana
3
Kiai Miftach Moratorium Digdaya Persuratan, Gus Yahya Terbitkan Surat Sanggahan
4
Khutbah Jumat: Ketika Amanah Diberikan kepada yang Bukan Ahlinya
5
Sehari Galang Donasi, Warga NU Losari Cirebon Kumpulkan Rp37 Juta untuk Korban Bencana Sumatra
6
Khutbah Jumat: 4 Cara Sikapi Beda Pendapat dan Pandangan
Terkini
Lihat Semua