Daerah

Gali Potensi, UPZIS Wonoayu Sidoarjo Gelar Rapat Kerja

Senin, 23 September 2019 | 01:00 WIB

Gali Potensi, UPZIS Wonoayu Sidoarjo Gelar Rapat Kerja

Peserta rapat kerja UPZIS MWCNU Wonoayu, Sidoarjo. (Foto: NU Online/Yuli)

Sidoarjo, NU Online
Potensi zakat, infaq dan sedekah di sejumlah daerah sebenarnya demikian besar. Yang selama ini kurang dioptimalkan adalah pengelolaan dan manajemen, serta sejumlah hal yang membuat donatur berkenan berderma.
 
Karenanya, Unit Pengumpul Zakat Infaq dan Sedekah atau UPZIS Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Wonoayu, Sidoarjo, Jawa Timur menggelar rapat kerja pengurus.
 
Kegiatan yang berlangsung sejak Sabtu hingga Ahad (21-22/9) di Graha NU Pacet Mojokerto tersebut melibatkan puluhan peserta. Puluhan peserta hadir pada acara bertajuk Tumbuh dan Bermanfaat untuk Umat ini.
 
Ketua UPZIS Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Wonoayu sekaligus ketua panitia, Arif Ja’far menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. 
 
“Kami berharap administrasi di LAZISNU kian matang sehingga semakin berkembang,” katanya, Ahad (22/9).
 
Dirinya optimis ke depan manajemen LAZISNU berjalan dengan baik dengan tersedianya data calon donatur dan calon penerima donasi secara akuntabel. 
 
Selama dua hari peserta dibekali dengan pelatihan manajemen percepatan fundrising, madministrasi dan pelaporan. Termasuk materi analisa SWOT kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) yang disampaikan NU Care-LAZISNU Kabupaten Sidoarjo.
 
Muh Ihsan selaku Ketua PC LAZISNU Sidoarjo berharap usai rapat kerja dan pelatihan, LAZISNU MWCNU Wonoayu memiliki strategi untuk percepatan fundrising dan sistem manajemen yang bagus dan akuntabel.
 
Ustadz Lukman Hakim selaku divisi SDM PC LAZISNU Sidoarjo menyampaikan dalam konteks perintah mengambil zakat untuk disalurkan kepada yang berhak, ada ruang tugas bagi mereka yang menyalurkan. 
 
“Dalam bahasa fiqih disebut amil. Dengan berbagai keabsahan yang melingkupinya, tugas amil adalah tugas mulia antara agama dengan tugas kemanusiaan,” katanya.
 
“Petunjuk al-Qur’an itu ide besar menjembatani jurang sosial dalam kewajiban beribadah lewat zakat. Dan merupakan sebuah instrumen penting menyejahterakan masyarakat. Tentu kepedulian itu tidak menafikkan peran pendistribusian selain zakat seperti sedekah, infak, wakaf dan hibah,” ungkapnya. 
 
Menurutnya, seluruh potensi yang ada membutuhkan peran dari kader penggerak yang berkhidmah di lingkup filantropi. “Dan peran itu luar biasa,” katanya. 
 
Kegiatan ditutup doa oleh KH Ali Subakir selaku Rais MWCNU Wonoayu. 
 
 
Kontributor: Yuli
Editor: Ibnu Nawawi