Jakarta, NU Online
Para intelektual NU meminta NU secara kelembagaan agar pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 tidak melakukan dukung-mendukung pasangan calon dan partai. Hal itu mengemukan pada forum diskusi bulanan bertema "Politik Indonesia dan Perubahan Geokultur NU" yang diselenggarakan Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII) DKI Jakarta di lantai lima gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (12/1).
Salah seorang pembicara forum itu, Ulil Abshar Abdalla berpendapat, NU harus bisa menarik diri lebih tinggi posisinya, yaitu ke politik nilai.
Politik nilai, katanya, penting agar warga NU yang mempunyai afiliasi ke berbagai partai, tidak merasa teralienasi, tapi merasa di payungi.
"Dia harus bisa menarik diri, mengangkat ke yang lebih tinggi," katanya.
Dalam momentum Pilkada serentak seperti tahun ini, menurutnya, harus ada panduan politik untuk warga NU yang bersifat nilai. Tidak mengarahkan warganya untuk mendukung calon tertentu.
"Kalau kita tidak bisa begini, maka iritasi-iritasi, ketersinggungan dan alienasi di warga NU akan terus muncul," katanya.
Pada forum yang dimoderatori Okki Tirto ini, hadir tiga pembicara lain, yaitu Ketua Alumni Universitas Negeri Jakarta Juri Ardiantoro, jurnalis senior NU Online A. Khoirul Anam, dan dosen Hukum dan Kebijakan Publik Unusia Jakarta Ahsanulminan. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)