Daerah

Hidupkan NU Sama Artinya Syiarkan Islam dan Urus Negara

Jumat, 11 Mei 2018 | 14:41 WIB

Sukabumi, NU Online
Wakil Ketua PWNU KH Agus Zainul Mubarok mengatakan, seseorang yang aktif mengurusi NU, secara otomatis berarti menghidupkan syiar agama Islam Ahlussunah wal Jamaah. Di saat yang sama, secara otomatis pula mengurusi negara Indonesia. 

Menurut dia, hal itu karena tujuan NU berdiri adalah memelihara dan menghidupkan Ahlussunah wal Jamaah yang bermazhab. Di saat yang sama adalah memerdekakan Indonesia dari cengkraman panjajah. Setelah merdeka, dua tujuan itu diperkuat. 

“Harus menjadi keyakinan kita bersama karena penduduk Muslim terbesar di dunia yaitu Indonesia. Penduduk muslim Indonesia terbesar yaitu NU,” katanya pada pembukaan Konferensi Cabang yang ke-XVII Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Sukabumi di Pondok Pesantren Siqoyaturrohmah Selajambu, Selabintana, Jumat (11/5). 

Persoalan-persoalan kemasyarakatan Indonesia, katanya, adalah persoalan NU juga. Dengan demikian, jika ingin membantu menyelesaikan persoalan kemasyarakatan bisa melalui NU. 

“NU mempunyai permasalahan- permasalahan masyarakat; mulai dari masalah pendidikan sosial dan lain sebagainya. Masalah ini adalah masalah negara juga,” katanya pada Konfercab yang akan berlangsung sampai Sabtu (12/5). 

Lebih lanjut, ia mengajak, sebagai pengurus NU, harus yakin memelihara dan menghidupkan NU, menjaga NKRI, bernilai ibadah. Aktif di NU harus dengan niat lillahi ta’ala. 

“Biasanya sebuah organisasi sering dijadikan keuntungan-keuntungan pribadi, tapi di NU, niati dengan lilahi ta’ala, maka akan datang pertolongan dari Allah SWT. Istilahnya, uruslah NU seperti kita mengurus sawah, maka ketika mengurus sawah, kita akan dapat belut dan ikan lainnya,” katanya. 

Sebelum pembukaan, para peserta Konfercab mendoakan Ketua PCNU KH Abdul Basith yang wafat beberapa tahun lalu.

Saat berita ini dimuat, Konfercab masih berlangsung di pondok pesantren milik Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Sukabumi KH Mahmud Mudrikah Hanafi tersebut. (Sofyan Syarif/Abdullah Alawi)