Jember, NU Online
KH Taufiqurrahman mengatakan bahwa mayat itu seperti orang yang mau tenggelam di air. Makanya ia membutuhkkan pertolongan.
<>
Karena itu, betapa pentingnya mendoakan orang yang meninggal dunia, karena akan jadi penerang di alam kubur. “Bagi si mayit, doa adalah “makanan” baginya,” kata Taufiqurrahman pada tahlil hari ketujuh KH Alwi bin KH Hanaf, di rumah duka, Desa Karangpring, Kecamatan Sukorambi, Jember Jawa Timur, Sabtu, (2/2) lalu.
Pengasuh Pondok Pesantren Al- Hasan, Kemiri Panti, Jember, ini juga mendoakan almarhum supaya segala amal ibadahnya diterima Allah, serta dimaafkan segala kekhilafannya.
KH Alwi bin KH Hanafi adalah Pengasuh Pesantren Miftahussa’adah. Ia wafat pada Ahad pagi, (27/1) pukul 04.00 WIB di rumah sakit Dr Soendandi dalam usia 63 tahun. Ia mengidap penyakit paru-paru yang sudah lama dideritanya.
Meninggalnya salah satu pejuang NU ini membuat warga NU Desa Karangpring kehilangan. Sejak kabar duka tersebut tersebar, masyarakat yang datang takziah untuk menyampaikan ucapan belasungkawa sekaligus membacakan tahlil.
Almarhum meninggalkan seorang istri, Hamidah, dan lima orang anak yang terdiri dari tiga anak perempuan dan dua anak laki laki. Putra pertamanya, Kiai Yahya Ismail, kini dipercaya menjabat sebagai Wakil Rais MWCNU Sukorambi.
Kontributor: M. Frahan Has
Terpopuler
1
Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU Hadir Silaturahim di Tebuireng
2
KH Said Aqil Siroj Usul PBNU Kembalikan Konsesi Tambang kepada Pemerintah
3
Silaturahim PBNU Sesi Pertama di Tebuireng Selesai, Prof Nuh: Cari Solusi Terbaik untuk NU
4
Kiai Sepuh Respons Persoalan PBNU: Soroti Pelanggaran Pemakzulan dan Dugaan Kekeliruan Keputusan Ketum
5
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
6
Gus Yahya Bakal Hadiri Undangan Silaturahim di Pesantren Tebuireng
Terkini
Lihat Semua